Kamis, 20 November 2025

Berdasarkan pemahaman atas definisi terapi tersebut, bila dikaitkan dengan kewajiban puasa, maka di balik syariat puasa memiliki tujuaan sekaligus instrument pemenuhan kebutuhan fundamental manusia yakni menjaga dan merawat kesehatan mereka baik secara fisik maupun mental.

Fungsi puasa dalam memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh, memposisikan puasa sebagai salah satu bentuk media terapi yang efektif berperan secara tindakan preventif (pencegahan) maupun kuratif (penyembuhan) bagi kesehatan manusia.

Salah satu bentuk terapi yang terdapat dalam syariat puasa adalah terapi sabar. Sabar, merupakan potensi terbaik yang dimiliki setiap mansia. Namun sayangnya, bersabar tidak semudah mengucapkan kata sabar itu sendiri.

Sering sekali kita mendengar kalimat “kesabaran saya sedang diuji”, “habis sudah kesabaranku”, “dia benar-benar menguji kesabaranku”, dan ungkapan-ungkapan lain yang mengisyaratkan bahwa untuk menjadi sosok yang sabar terasa begitu berat.

Sementara, kesabaran itu sendiri tetap menjadi sistem pertahanan psikologis manusia yang harus terus diupayakan agar stabilitas kehidupan tetap terpenuhi.

Sabar menjadi unsur utama yang membantu individu untuk menjadi lebih tangguh setelah mendapat tempaan atau ujian dalam kehidupan mereka. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas individu melalui pemaknaan pengalaman spiritual di balik capaian kesabaran.

Allah SWT menjanjikan pahala yang begitu besar bagi hamba-hambaNya yang bersabar. Dalam Alquran, kata sabar disebutkan sebanyak 103 kali yang tersebar dalam 45 surat dan terkandung dalam 90 ayat.

Kedudukan sabar begitu istimewa di sisi Allah SWT, sebagaimana dalam salah satu firmanNya “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Q.S. Al Baqarah, 153).

Komentar

Terpopuler