Karena itulah, orang-orang di Jawa Tengah khususnya, sering menyebut Muadzin yang bertugas sebagai Bilal. Tugasnya masih tetap sama, yakni melantunkan Adzan dan Iqomat sebelum salat berjamaah dilaksanakan.
Bilal Ibnu Rabah atau Bilal bin Rabah, adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal karena suara merdunya dalam mengumandangkan adzan. Dia adalah menjadi muazin pertama dalam Islam, sebuah kehormatan yang diberikan langsung oleh Nabi Muhammad SAW.
Ketika mendengar ajaran Islam yang berisi tentang keesaan Allah, ia langsung tertarik dan memeluk Islam. Meskipun itu harus membuatnya menghadapi penyiksaan berat dari majikannya, Umayyah ibn Khalaf.
Keimanan Bilal yang kuat membuatnya tetap teguh, meski dalam penderitaan yang luar biasa. Bilal terus mengucapkan "Ahad, Ahad" (Allah itu Satu) sebagai bentuk keyakinannya yang tak tergoyahkan terhadap Islam.
Murianews, Kudus – Bagi masyarakat Jawa orang yang bertugas melantunkan adzan atau Muadzin biasa di sebut sebagai Bilal. Sebutan ini terutama banyak digunakan oleh orang Jawa Tengah.
Sebutan Bilal untuk Muadzin yang bertugas melantunkan adzan, bagi masyarakat Jawa ternyata tidak lepas dari sejarah dalam Islam sendiri. Bilal ternyata adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang pertama kali ditunjuk melantunkan Adzan.
Karena itulah, orang-orang di Jawa Tengah khususnya, sering menyebut Muadzin yang bertugas sebagai Bilal. Tugasnya masih tetap sama, yakni melantunkan Adzan dan Iqomat sebelum salat berjamaah dilaksanakan.
Bilal Ibnu Rabah atau Bilal bin Rabah, adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal karena suara merdunya dalam mengumandangkan adzan. Dia adalah menjadi muazin pertama dalam Islam, sebuah kehormatan yang diberikan langsung oleh Nabi Muhammad SAW.
Dilansir dari islamicfinder.org, sejak kecil, Bilal tumbuh dalam lingkungan Mekkah yang dipenuhi penyembahan berhala. Tetapi hatinya menolak kepercayaan tersebut.
Ketika mendengar ajaran Islam yang berisi tentang keesaan Allah, ia langsung tertarik dan memeluk Islam. Meskipun itu harus membuatnya menghadapi penyiksaan berat dari majikannya, Umayyah ibn Khalaf.
Keimanan Bilal yang kuat membuatnya tetap teguh, meski dalam penderitaan yang luar biasa. Bilal terus mengucapkan "Ahad, Ahad" (Allah itu Satu) sebagai bentuk keyakinannya yang tak tergoyahkan terhadap Islam.
Suaranya Merdu...
Setelah dibebaskan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq dari perbudakan, Bilal menjadi salah satu pengikut setia Nabi Muhammad SAW. Suaranya yang merdu dan lantang menjadikannya sebagai pertama Nabi Muhammad SAW untuk mengumandangkan adzan.
Bilal dengan penuh kerendahan hati mengumandangkan adzan dari tempat-tempat tinggi di Madinah. Menyerukan panggilan shalat yang menggema ke seluruh penjuru kota.
Suara adzan yang dilantunkan Bilal tidak hanya memanggil umat Islam untuk beribadah tetapi juga memperdalam ikatan spiritual dalam komunitas Muslim.
Setiap kali Bilal mengumandangkan adzan, umat Islam merasakan ketenangan dan kebersamaan dalam menjalankan ibadah. Perannya sebagai muazin pertama menjadi simbol persatuan dan pengingat bahwa Islam mengedepankan ketakwaan, bukan status sosial.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, Bilal merasa sangat kehilangan. Pria ini memutuskan untuk tidak lagi mengumandangkan adzan karena kesedihannya yang mendalam.
Namun, dua tahun kemudian, atas permintaan Khalifah Umar ibn Khattab, Bilal kembali mengumandangkan adzan di Madinah. Suaranya yang menggema menggetarkan hati seluruh penduduk Madinah, membawa kenangan manis tentang hari-hari ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup.
Bilal terus menyebarkan ajaran Islam hingga akhirnya menetap di Damaskus, Suriah. Pada tahun 640 M, Bilal wafat setelah mengalami sakit berkepanjangan.
Di Damaskus...
Kata-kata terakhirnya mencerminkan kecintaannya kepada Nabi Muhammad SAW, di mana ia mengungkapkan kebahagiaannya untuk segera bertemu kembali dengan Rasulullah di akhirat.
Bilal Ibnu Rabah atau Bilal bin Rabah, dimakamkan di pemakaman Bab al-Saghir di Damaskus. Makamnya menjadi tempat bersejarah yang dihormati oleh umat Islam di seluruh dunia.
Kisah Bilal sebagai muazin pertama dalam Islam menjadi inspirasi bagi umat Muslim di seluruh dunia. Suaranya masih dikenang dalam setiap adzan yang dikumandangkan dari masjid-masjid di berbagai penjuru dunia.
Sejarah tentang Bilal bin Rabah juga masih terus menjadi bagian Islam yang besar. Sehingga di masyarakat Jawa Tengah, yang mayoritas muslim, julukan Bilal biasa ditujukan bagi seorang Muadzin.