Jumat, 28 Maret 2025

Murianews, Kudus – Ada beberapa penyebab puasa yang dikerjakan tidak diterima Allah SWT. Orang yang mengerjakannya pun hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga.

Rasulullah SAW pernah mengingatkan umatnya, di mana ada sebagian orang yang menjalankan puasa namun tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya rasa lapar dan dahaga.

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR An-Nasa’i)

Lantas, apa saja yang membuat puasa yang dikerjakan tidak diterima Allah SWT? Simak ulasan berikut:

  1. Tidak Ikhlas

Umat Islam yang mengerjakan puasa dengan tidak ikhlas, hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga saja. Tak ada pahala yang didapatkannya.

Sebab, keikhlasan adalah kunci diterimanya amal ibadah seorang hamba, termasuk puasa.

Itu sebagaimana dalam Surat Al Hijr ayat 39-40:

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ٣٩ اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ

Artinya: Ia (Iblis) berkata, "Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (karena keikhlasannya) di antara mereka."

Tanpa keikhlasan, amalan yang dikerjakan pun menjadi sia-sia. Bahkan, amalan tanpa Ikhlas itu diperumpamakan seperti debu-debu yang beterbangan.

Sebagaimana yang tertera dalam Alquran surat Al-Furqan ayat 23 yang berbunyi:

وَقَدِمْنَآ اِلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنٰهُ هَبَاۤءً مَّنْثُوْرًا

Artinya: Kami perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.

  1. Tidak Mengikuti Tuntunan Rasulullah

Mengerjakan puasa dengan tidak mengikuti tuntuntan Rasulullah juga menjadi salah satu sebab tidak diterimanya puasa yang dikerjakan. Padahal Rasulullah SAW pernah memperingatkan umatnya sebagaimana hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang berbunyi:

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang membuat hal-hal yang baru di dalam perkara (agama) ini yang bukan merupakan bagian darinya, maka amalan itu akan tertolak.”

  1. Berbuat Kemaksiatan

Berbuat kemaksiatan memang tidak membatalkan puasa. Tapi, itu mengurangi pahala puasa yang didapatkan. Bahkan, pahala puasa bisa lenyap sehingga yang mengerjakan hanya mendapatkan lapar dan dahaga.

Dan Rasulullah Saw bersabda:

Puasa adalah perisai. Apabila seseorang di antara kalian berpuasa, janganlah berkata kotor dan tidak berguna

Dalam riwayat lain berkata kotor dan tidak berguna yang dimaksudkan adalah berbicara jahil, seperti memaki atau mengajak bertengkar. Saat ada yang memaki dan mengajak bertengkar katakanlah

Saya sedang berpuasa (dua kali)."

Menurut jumhur ulama, kemaksiatan lisan sangat sulit untuk dikontrol. Sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad:

”Andaikan ghibah itu membatalkan puasa, niscaya kita tidak dapat berpuasa.”

Riwayat lain juga menguatkan pendapat Imam Ahmad.

”Kemaksiatan tidak membatalkan puasa sebagaimana makan dan minum, tetapi ia terkadang ia menghilangkan pahalanya.”

  1. Tidak membayar Zakat

Zakat merupakan rukun Islam yang keempat dan menjadi penyempurna pahala puasa. Usai puasa Ramadan, umat Islam yang mampu diwajibkan membayarkan zakat fitrah. Itu sebagaimana yang diperintahkan Allah dalam Al-Baqarah: Ayat 43).

Dan dirikanlah salat, bayarkan zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk) artinya salatlah bersama Muhammad dan para sahabatnya.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 43).

Syeikh Zakaria al-Anshari dalam kitabnya yang berjudul Hasyiyah Jamal ala Minhaj juga menyebutkan bahwa:

Ibnu Syahin meriwayatkan hadis dalam kitab Targhib wad Dhiya’ dari sahabat Jarir: "(puasa pada) bulan Ramadan digantungkan antara langit dan bumi, tidak diangkat pada Allah kecuali dengan zakat fitrah."

Komentar

Terpopuler