Rabu, 19 November 2025

RAMADAN karim, bulan mulia. Bulan yang begitu dinanti-nanti, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, penuh keagungan Allah, penuh pengampunan Allah. Semua ibadah wajib, ibadah sunah, pahalanya dilipatgandakan.

Ibadah sunah di Ramadan, pahalanya disetarakan menjalankan ibadah wajib. Sedangkan ibadah wajib, pahalanya dilipatgandakan sampai 70 kali lipat. Demikian kemurahan Allah SWT kepada kaum muslimin muslimat atas keagungan Ramadan.

Dalam Ramadan, ada ibadah yang khusus, yaitu salat sunah tarawih pada malam hari. Tarawih memiliki keistimewaan tersendiri. Nabi bersabda:  

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Barangsiapa beribadah (tarawih) di bulan Ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau. (HR. Bukhari dan Muslim).

Menjalankan salat tarawih, kemudian juga menambahnya dengan salat tahajud, salat tasbih, salat witir dengan ditambah pula rakaatnya dan khusuknya, semua itu bisa melipatgandakan pahala yang didapatkan.

Selain itu, pada Ramadan, ada peristiwa yang sangat istimewa. Yaitu satu malam yang ketika menjalankan ibadah kebaikan, maka pahalamanya dilipatgandakan sebagaimana beribadah 1000 bulan.

Hal itu sebagaimana dilukiskan Allah:

 اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْر  وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ.

ِArtinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan (malam Lailatulqadar). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Q.S. Al Qadr:1-3).

Kemudian masih dilipatgandakan lagi, ketika kita berderma, menolong, membantu, membagi-bagikan kebahagiaan kita kepada para duafa, fakir miskin, orang-orang di sekitar yang membutuhkan. Baik minuman, makanan, roti, atau kurma untuk berbuka puasa.

Bahkan Kanjeng Nabi menyampaikan, orang yang memberikan berbuka kepada yang puasa, maka orang itu mendapatkan pahala puasa orang yang diberikan berbuka itu dengan tidak mengurangi pahala puasanya. Ini menggambarkan betapa agungnya kesempatan untuk berbuat kebaikan.

Kaum muslimin muslimat tentu berjihad untuk mengendalikan hawa nafsu dan berbuat kebaikan. Oleh karenanya, umat muslim disarankan untuk memperbanyak amalan-amalam, tadarus, dzikir, tadabur, mengikuti pengajian-pengajian dan ceramah-cemarah agama untk meningkatkan keimanan kepada Allah.

Jangan lupa, membangun kesalehan tidak hanya individu. Memang, Ramadan menjadi kesempatan emas untuk melipatgandakan pahala Ramadan, tetapi jangan hanya untuk diri sendiri. Nabi juga menyampaikan hadis bahwa saat seorang sahabat bertanya, sedekah apa yang paling mulia untuk saya jalankan? Kanjeng Nabi menyampaikan, yang terbaik yaitu sedekah di bulan Ramadan.

Dalam hadis lain juga disebutkan, Kanjeng Nabi adalah orang yang paling dermawan di antara yang lain. Dan akan lebih dermawan lagi ketika bulan Ramadan. Ini menggambarkan bahwa bagaimana kita jangan sampai melupakan orang lain.

Orang dekat yang masih butuh bantuan, perlu kita santuni. Membangun kesalehan jangan hanya individu, menumpuk pahala, tapi juga dengan menyeimbangkannya dengan menebarkan kebaikan, pertolongan, bantuan, kepada orang-orang, masyarakat, yang masih sangat mmbutuhkan.

Kesalehan sosial, juga sangat penting untuk kita perhatikan. Cara yang paling sederhana, menebar senyum saja, itu adalah sedekah. Mudah tersenyum kepada orang lain, sebuah bentuk sedekah yang paling sederhana.

Satu hal lagi, kaum muslim diwajibkan zakat fitrah. Pahala semua orang yang beribadah itu muallaqun atau digantungkan, ketika orang itu belum menunaikan zakat fitrah. Maka semua muslim diwajibkan zakat bagi yang sudah memenuhi ketentuan. Dengan zakat, kemudian akan membantu amalan-amalan salih yang kita lakukan semua pahalanya sampai, tidak lagi digantungkan.

Semoga kita mampu memanfaatkan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya. (*)

Komentar