Rabu, 19 November 2025

Terbiasa Berpuasa di Bulan Syawal

Salah satu tanda seseorang diterima ibadah puasanya selama bulan Ramadan adalah melanjutkan berpuasa di bulan Syawal. Lebih tepatnya hari kedua pada bulan Syawal sampai pada hari ketujuh.

Tidak hanya mendapatkan keutamaan-keutamaan berpuasa di bulan Syawal seperti setara berpuasa selama satu tahun penuh, namun menjadi indikator diterimanya puasa seseorang.  

 أَنَّ مُعَاوَدَةَ الصِّيَامِ بَعْدَ صَامَ رَمَضَانَ عَلاَمَةٌ عَلىَ قَبُولِ صَوْمِ رَمَضَانَ؛ فَإِنَّ اللّٰهَ تَعَالى إِذَا تَقَبَّلَ عَمَلَ عَبْدٍ وَفَّقَهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ بَعْدَهُ

Artinya: ”Memiliki kebiasaan berpuasa setelah puasa bulan Ramadan (puasa bulan Syawal) merupakan tanda dari diterimanya puasa Ramadan. Sebab Allah menerima amal seseorang bergantung pada amal shalih sesudahnya,” (Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaiful Ma'arif, [Riyadh, Dar Ibnu Khuzaimah: 2007], halaman 494).

Berdasar pada kaidah “suatu amal saleh dapat diterima jika melaksanakan amal saleh setelahnya” menjadikan berpuasa di bulan Syawal menjadi salah satu tanda diterimanya puasa Ramadan. Hal yang sama berlaku pada setiap amal.

Dengan demikian, setiap orang dituntut untuk terus melakukan amal saleh terus menerus secara berturut-turut untuk memungkinkan diterimanya amal. Sehingga dalam kehidupan sehari-harinya selalu diiringi dengan amal saleh.

Berbeda ketika melakukan amal buruk setelah amal saleh. Jika seseorang mulanya beramal saleh namun diakhiri dengan amal yang buruk, maka amal saleh yang sebelumnya dilakukan akan tertolak dengan sendirinya (Lathaiful Ma'arif, halaman 494).

Keteguhan Hati... 

Komentar