Kamis, 19 Juni 2025

Bahkan puasa yang dilakukan menjadi tidak bernilai sama sekali. Nabi sudah memperingatkan, bahwa fenomena seseorang yang berpuasa namun hanya menyisakan lapar dan haus benar adanya.

Sebagaimana sabda beliau:

 كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش

Artinya: ”Begitu banyak seseorang yang sedang berpuasa hanya menyisakan lapar dan haus,” (HR. Imam Ibnu Majah).

Kita berpotensi melaksanakan ibadah puasa dengan menyisakan lapar dan dahaga. Seyogyanya, kita dari awal  menyadari akan hal ini. Bisa jadi yang dimaksud oleh Nabi adalah diri kita sendiri.

Beruntungnya, para ulama merumuskan tanda diterimanya puasa seseorang. Kendatipun segala hal yang berkaitan dengan puasa sepenuhnya ada dalam prerogatif Allah, terdapat tanda-tanda yang mengindikasikan Allah menerima ibadah puasa seseorang.

Melansir NU Online, salah satu ulama dari kalangan Hanabilah (madzhab Hanbali) bernama Ibnu Rajab menjelaskan tanda-tanda yang mengindikasikan diterimanya ibadah puasa.

Dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif setidaknya dijelaskan bahwa ada dua tanda ibadah puasa seseorang diterima.  

Walaupun tanda yang dijelaskan tidak absolut, kemungkinan diterimanya cukup besar. Uniknya, tanda-tanda itu berdasar pada pola tindakan seseorang dalam berpuasa, bukan dari eksternal.

Puasa Syawal... 

Komentar

Terpopuler