Rabu, 19 November 2025

Ia menjelaskan: 

 أن الإمام العادل خير الناس أي بعد الأنبياء لأن الأمور التي يعم نفعها ويعظم وقعها لا يقوم بها غيره وبه نفع العباد والبلاد وهو القائم بخلافة النبوة في إصلاح الخلق ودعائهم  

Artinya: ”Sesungguhnya pemimpin yang adil adalah sebaik-baiknya manusia setelah para nabi, karena tugas-tugas yang manfaatnya meluas dan pengaruhnya begitu besar tidak dapat dilakukan oleh selain dirinya. Melalui pemimpin yang adil, tercapai kemaslahatan bagi umat manusia dan negeri mereka, serta ia adalah penerus kepemimpinan kenabian dalam memperbaiki keadaan makhluk dan menyeru mereka kepada kebenaran.” (Faydhul Qadir, [Beirut, Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, 1994], jilid XIII, hlm. 200).  

Keberadaan pemimpin yang adil membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Ia adalah pelindung hak-hak rakyat, penjaga perdamaian, dan pendorong kesejahteraan. Ketika seorang pemimpin berlaku adil, otomatis ia menciptakan lingkungan yang harmonis, di mana rakyat dapat hidup dengan aman dan tenteram.  

Imam Al-Ghazali juga menambahkan, ”Dalam hadis ini terdapat isyarat bahwa kepemimpinan dan kekhalifahan adalah salah satu bentuk ibadah terbaik, jika dijalankan dengan keadilan dan keikhlasan.”  

“Namun, orang-orang yang bertakwa selalu berusaha menjauhi dan menghindari tanggung jawab tersebut karena besarnya bahaya yang terkandung di dalamnya.

Hal ini karena sifat-sifat batin manusia mudah tergugah dalam kekuasaan, sehingga hawa nafsu cenderung dikuasai oleh cinta terhadap status, pengaruh, dan wewenang. Semua itu adalah kenikmatan duniawi yang paling menggoda.” (hlm. 200)  

Golongan kedua yang disebutkan dalam hadis adalah orang yang berpuasa hingga ia berbuka.

Keutamaan Tiga Golongan... 

Komentar

Terpopuler