Jumat, 21 November 2025

Murianews, KudusPuasa Syawal selama 6 hari pada bulan Syawal merupakan sunah. Puasa ini memiliki pahala seperti berpuasa selama satu tahun penuh.

Puasa Syawal dilaksanakan setelah 1 Syawal atau usai Hari Raya Idulfitri. Terkadang praktiknya tidak bisa berurutan, misalkan mulai tanggal 2 Syawal sampai 7 Syawal.

Mungkin karena padatnya kegiatan atau alasan tertentu membuat puasa Syawal tidak bisa dilaksanakan secara berurutan. Namun bolehkan puasa Syawal dikerjakan secara tidak berurutan.

Melansir dari NU Online, menurut Ustaz Sunatullah, Pengajar Ponpes Al Hikmah Darussalam Durjan Kokop, Bangkalan, Jawa Timur, praktik puasa Syawal tak berurutan tidak lah salah. Hanya saja, yang paling utama puasa Syawal dikerjakan secara berurutan.

Menurut pendapat Sayyid Abdullah Al Hadrami, puasa Syawal tidak harus dilakukan secara tersambung. Bolah dilakukan secara terpisah, selama pelaksanaan puasa masih berada di bulan Syawal.

”Apakah disyaratkan dalam puasa Syawal untuk terus-menerus? Jawaban: sesungguhnya tidak disyaratkan dalam puasa Syawal untuk terus-menerus, dan cukup bagimu untuk puasa enam hari dari bulan Syawal sekalipun terpisah-pisah, sepanjang semua puasa tersebut dilakukan di dalam bulan ini (Syawal),” demikian pendapat Sayyid Abdullah al-Hadrami yang dikutip Ustadz Sunnatullah.

Dengan begitu, puasa Syawal yang dilaksanakan secara terpisah masih dapat dibenarkan. Meski pun ada pendapat, pelaksanaan puasa Syawal yang dilakukan terus menerus tanpa dipisah itu lebih utama

Dari pendapat itu, hendaknya dalam mengerjakan puasa Syawal itu dilakukan secara terus-menerus atau tak terputus selama enam hari. Sebab, pelaksanaan puasa Syawat tanpa terputus lebih utama. Namun, bila memang tidak bisa, boleh dilakukan secara tidak berurutan.

Ada pun niat puasa Syawal yakni,

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah.”

Membaca niat ini bisa dilakukan di waktu fajar atau subuh hingga sebelum zuhur, sepanjang di waktu itu belum makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Jadi, orang yang tiba-tiba di pagi hari ingin melaksanakan puasa Syawal masih diperbolehkan baginya berniat saat itu juga, sepanjang dari waktu terbitnya fajar atau subuh hingga zuhur belum makan, minum atau melakukan hal yang membatalkan puasa. Itu dikarenakan kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.

Adapun seseorang yang berniat di pagi hari hingga sebelum Zuhur, dianjurkan membaca lafal niat berikut ini:

نَوَيْتُ صَوْمَ هذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah."

Komentar

Terpopuler