Rabu, 19 November 2025

PUASA dan sedekah mempunyai keterkaitan antara satu sama lain. Keduanya merupakan salah satu sarana untuk meraih keridaan dan cinta Allah SWT.

Puasa diwajibkan bagi umat IsIam selama bulan Ramadan. Sedangkan sedekah menjadi ibadah yang beriringan dan sangat dianjurkan selama bulan suci bagi umat muslim ini.

Nabi Muhammad SAW memberikan tauladan yang nyata tentang ibadah sedekah. Saat bulan Ramadan, Rasulullah bersedekah bak hartanya tertiap angin. Beliau sangat cepat sekali mengeluarkan harta untuk sedekah di bulan Ramadan.

Rasulullah dikenal dermawan. Di setiap waktu selalu dermawan. Tapi, di bulan Ramadan, kedermawanannya berlipat-lipat. Ini menunjukkan sedekah di bulan Ramadan mempunyai arti sangat penting. Bulan Ramadan menjadi momen khusus sedekah.

Melihat cara Rasulullah ini juga mengajarkan kita bahwa harta bukan bukanlah ukuran kebahagiaan, dengan ibarat (hartanya) keluar dari tangannya seperti dihempas angin. Hartanya tidak ditahan tapi disebar-sebarkan.

Sedekah Wujud Kesuksesan Puasa

Bila kita melihat sedekah dari segi bahasa akan mempunyai pandangan yang lain. Akar kata sedekah dari kata sidiq (jujur/pembenaran). Artinya hakikat sedekah adalah membenarkan bahwa kita manusia dan butuh saling bantu-membantu.

Kita membantu orang lain artinya kita membenarkan keberadaan manusia lainnya. Memahami keadaan manusia lainnya. Memahami kemanusiaan dalam diri kita.

Arti ini berkaitan erat dengan ibadah puasa. Puasa menahan diri untuk mengenali diri. Puasa yang membuat kita menahan diri dan nafs. Puasa menahan kedalam diri. Sedangkan sedekah merupakan bentuk wujud keberhasilan menahan diri. Menyantuni sesama manusia. Tak menutup mata dengan keadaan sosial.

Selain memberikan harta kepada orang lain, sedekah juga bermakna memberikan kebaikan kepada orang lain. Menolong orang lain, memberikan senyum kepada orang lain dan sebagainya. Hal ini membuat orang fakir miskin masih mempunyai kesempatan untuk meraih ridlo dan cinta Allah SWT dengan sedekah.

Namun, bagi orang yang berharta diutamakan memberikan sedekah dengan hartanya maupun bersedekah dengan menebar kebaikan lainnya. Dianjurkan bersedekah dengan segala cara. Menyantuni semua dengan beranekaragam cara.

Puasa yang beriringan dengan sedekah ini yang kurang disadari di beberapa tempat. Termasuk Indonesia. Mereka cenderung memaknai puasa hanya individual saja. Tanpa memaknai puasa dengan berbagi kepada manusia lainnya.

Puasa individual ini yang dimaksudkan Nabi SAW hanya mendapatkan rasa dahaga dan lapar saja. Kualitas puasa semacam ini tak mendapatkan posisi baik di mata Allah.

Padahal, puasa bak candra dimuka yang membentuk kepribadian. Efek dari puasa ini, sebelas bulan kemudian direalisasikan dengan perbuatan baik. Bulan puasa hadir untuk mengasah agar kepekaan kita semakin tajam.

Tentunya di bulan puasa ini Allah menjanjikan pahala yang berlipat-lipat. Namun, seyogyanya, kita mengejar pemberi pahala (Allah) bukan padahalnya. Keridhaan dan cinta Allah.

Seperti Nabi Muhammad SAW. Pahala Nabi SAW tentunya sudah paripurna, lebih-lebih. Namun beliau terus beribadah dan bersedekah. Ini menunjukkan yang dikerja Nabi Muhammad SAW bukan pahala. Melainkan cinta Allah SWT. (*)

Komentar