Ramadan 2024
Ini Hal-Hal yang Menambah Pahala Puasa Ramadan
Zulkifli Fahmi
Jumat, 22 Maret 2024 15:32:00
Murianews, Kudus – Ramadan menjadi bulan berkah bagi umat Islam. Di bulan itu, umat Islam diwajibkan berpuasa dan menjadi momen untuk mempertebal keimanan serta menambah pahala.
Tak heran, bila banyak umat Islam berlomba-lomba berbuat kebaikan selama Ramadan. Sebab, di bulan itu, pahala amal kebaikan dilipat gandakan.
Ada beberapa amalan yang dapat menambah pahala puasa selama Ramadan. Apa saja amalan-amalan yang dianjurkan tersebut?
Berikut amalan yang dapat menambah pahala puasa Ramadan sepeti dikutip dari berbagai sumber:
- Salat dan Ibadah Malam
Sama seperti puasa, salat merupakan salah satu rukun Islam yang harus dijalankan. Selama Ramadan, ibadah salat harus rutin dijalankan. Tak hanya salat lima waktu, namun juga salat-salat sunah lainnya.
Di antara salat sunah yang memiliki pahala yang besar, adalah salat malam. Salat malam dikerjakan di malam hari. Waktu pelaksanaannya yakni usai salat Isya hingga menjelang terbitnya fajar.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim, yang artinya:
”Rasulullah SAW bersabda:
Barang siapa yang pada bulan itu (Ramadan) mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya.
Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya.” HR. Bukhori-Muslim).
Beberapa salat malam yang dikerjakan adalah salat tahajud, salat tarawih, dan salat witir. Waktu terbaik untuk menjalankan salat malam adalah sepertiga malam terakhir.
Sebab sepertiga malam terakhir menjadi waktu yang sangat mustajab untuk berdoa. Sebagaimana hadis Al Bukhari dan Muslim, Allah akan turun dari arsnya untuk mendengar doa hamba-hambanya.
”Rabb kita -tabaroka wata'ala- turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berseru, ‘Manakah orang yang sedang memanggilku, biar ku jawab panggilannya. Makankah orang yang meminta kepadaku, biar ku berikan permintaannya. Manakah orang yang memohon ampunan kepadaku, biar ku berikan ampunan untuknya” (HR Al Bukhari No 1145, 6321, 7494 dan Muslim 750)
- Iktikaf atau Berdiam Diri
Iktikaf atau berdiam diri di Masjid dengan tujuan ibadah juga mendapatkan pahala yang besar saat dikerjakan selama Ramadan. Terlebih, bila dikerjakan di 10 hari terakhir Ramadan.
Ini berkaitan dengan menanti malam Lailatur Qadar. Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan Abu Sa’id Al-Khudri, yang artinya:
”Rasulullah SAW bersabda: Aku pernah melakukan itikaf pada sepuluh hari Ramadan yang pertama. Aku berkeinginan mencari Lailatul Qadar pada malam tersebut.
Kemudian aku beriktikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa Lailatul Qadar itu di sepuluh hari yang terakhir.
‘Siapa saja yang ingin beritikaf di antara kalian, maka beriktikaflah.’ Lalu di antara para sahabat ada yang beriktikaf bersama beliau,” (HR Bukhari).
Salah satu waktu iktikaf yang baik adalah setelah salat Subuh. Ini dimaksudkan agar seseorang tak kembali tidur setelah salat Subuh.
Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan Muslim:
”Rasulullah SAW apabila ibadah Subuh, beliau duduk di tempat salatnya hingga matahari terbit,” (HR Muslim).
- Fokus Ibadah di 10 Hari Terakhir
Namun, ada juga yang berpendapat waktu terbaik untuk iktikaf adalam di malam hari saat 10 hari terakhir Ramadan. Ini dimaksudkan agar, seseorang muslim benar-benar fokus beribadah.
Ibadah wajib dan sunah, seperti salat, membaca alquran, bersedekah, berzikir dan ibadah-ibadah lainnya disarankan diperbanyak saat 10 hari terakhir Ramadan.
Sebagaimana hadis riwayat Muslim yang mengatakan:
”Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya,” (HR Muslim).
Namun, amalan yang paling utama di malam ini adalah memperbanyak salat. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW pernah bersabda:
”Barang siapa melaksanakan salat pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni,” (HR Bukhari).
Lailatul Qadar merupakan seribu malam yang datang pada tanggal-tanggal ganjil di akhir bulan Ramadan. Seringnya, ini malam yang paling diharapkan adalah malam ke 27.
Sesungguhnya, satu amal saleh yang dikerjakan pada bulan Ramadan, lebih baik daripada yang dikerjakan selama seribu bulan.
- Memperbanyak Sedekah
Bersedekah memiliki keistimewaan sendiri pada bulan Ramadan. Bersedekah tak sekadar memberikan harta, namun juga bisa dilakukan dengan berbagi makanan untuk berbuka atau sahur.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim:
”Ali bin Abi Thalib pernah berkata: Barang siapa mengeluarkan sedekah kepada orang miskin, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Allah SWT pun akan menyediakan balasan untuknya berupa kebebasan, sebagaimana bebasnya Nabi Ismail AS dan penyembelihan." (HR. Bukhori-Muslim).
Bahkan, memberi atau berbagi makanan untuk orang berbuka puasa menjadi sedekan yang paling utama dikerjakan di bulan Ramadan.
”Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang memberi berbuka orang puasa, baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi dari pahalanya sedikitpun,” (HR. Ahmad, Nasai, dan dishahihkan al-Albani).
- Tak Lewatkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka
Makan sahur merupakan salah satu sunah dalam menjalankan puasa Ramadan. Sebab, ini menjadi pembeda antara puasa yang dilakukan umat Islam dengan umat lainnya dalam menjalankan puasa.
Rasulullah bahkan meminta umatnya untuk tak melewatkan sahur meski pun hanya memakan sebiji kurma saja. Tujan utama dari makan sahur sebelum berpuasa, salah satunya agar memperoleh energi guna beraktivitas seharian selama berpuasa.
Selain itu, sahur juga bisa juga meningkatkan keikhlasan saat menjalankan ibadah puasa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Ibnu Syaibah dan Ahmad:
”Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun hanya meneguk seteguk air, karena Allah SWT dan para malaikat berselawat atas orang-orang yang bersahur,” (HR. Ibnu Syaibah dan Ahmad).
Selain tak melewatkan makan sahur, dianjurkan juga untuk menyegerakan berbuka saat azan Magrib tiba. Namun, disunahkan mendahulukan salat Magrib sebelum makan besar dilakukan.
Sehingga, anjuran berbuka puasa yang benar adalah membatalkan puasa dengan minum dan makan kurma atau buah lebih dulu saat azan Magrib berkumandang, kemudian salat Magrib, dan baru makan besar.
- Membaca Alquran
Amalan terbaik saat Ramadan dan menambah pahala puasa adalah membaca Alquran. Sebab, Alquran diturunkan untuk pertama kali adalah saat Ramadan.
Allah SWT berfirman:
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Alquran.
Ini sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil),” (QS. Al Baqarah: 185).
Selain itu, dalam sebuah hadis Ibnu ‘Abbas RA pernah berkata:
”Dahulu malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah SAW pada setiap malam Ramadan, dan selanjutnya ia membaca Alquran bersamanya,” (HR Bukhari).
Bahkan, pahala membaca Alquran di bulan Ramadan akan dilipatgandakan. Itu sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
”Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).
- Perbanyak Istigfar
Ramadan merupakan bulan keistimewaan. Salah satunya karena dibukanya gerbang pengampunan bagi kaum Muslim. Maka, di saat Ramadan dianjurkan untuk sering-sering beristigfar.
Selain itu, umat Muslim juga bisa menambahkan amalan lainnya seperti zikir dan doa. Amalan itu dilakukan baik di siang hari maupun malam hari saat Ramadan.
Salah satu doa yang dianjurkan adlaam membaca doa Nabi Adam dan tersimpan dalam Alquran Surat Al-A’raf ayat 23:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Keduanya (Adam dan Hawa) berkata, ”Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”




