Mari kita sambut kehadiran Bulan Ramadan ini sebagai tamu istimewa dengan memperbanyak amal ibadah dan berbagi sedekah. Oleh Alquran, ibadah puasa di Bulan Ramadan untuk membentuk manusia yang bertaqwa (Qs. al-Baqarah [2]: 183)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Bulan Ramadan yang penuh berkah dan rahmat-Nya senantiasa tercurah, adalah saat yang tepat untuk perbanyak amal sedekah dan aksi-aksi sosial.
Jika ditinjau dari segi sosial, ibadah puasa mengajarkan nilai-nilai solidaritas, empati, dan kepedulian terhadap sesama.
RAMADAN adalah bulan yang penuh berkah dan limpahan rahmat. Semua amal kebaikan dilipat gandakan, pintu-pintu surga dibuka, dan ditutupnya pintu neraka.
Mari kita sambut kehadiran Bulan Ramadan ini sebagai tamu istimewa dengan memperbanyak amal ibadah dan berbagi sedekah. Oleh Alquran, ibadah puasa di Bulan Ramadan untuk membentuk manusia yang bertaqwa (Qs. al-Baqarah [2]: 183)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Dalam perspektif Alquran, taqwa yang dimaksud adalah tidak hanya terwujud dalam bentuk ketundukan personal yang bersifat vertikal, tetapi juga memiliki kaitan praktis dalam kehidupan sosial umat manusia di bumi.
Bulan Ramadan yang penuh berkah dan rahmat-Nya senantiasa tercurah, adalah saat yang tepat untuk perbanyak amal sedekah dan aksi-aksi sosial.
Mari kita hiasi bulan Ramadan ini untuk berbagi rezeki dengan membantu kaum dhuafa (lemah). Dengan berbagi sedekah akan melihat kebahagiaan, sehingga hidup terasa indah dan rezeki tambah berkah.
Jika ditinjau dari segi sosial, ibadah puasa mengajarkan nilai-nilai solidaritas, empati, dan kepedulian terhadap sesama.

Momentum Ramadan adalah saat yang paling tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan meningkatkan amal ibadah, berbagi sedekah dan membayar zakat.
Puasa dengan tidak makan dan minum adalah cara Tuhan untuk mengajarkan kepada hamba-Nya agar meneladani karakter ketuhanan (QS. Al-An’am [6]: 14).
وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ ۗ
Artinya: Dia memberi makan dan tidak diberi makan
Di tengah terik panasnya matahari, kaum muslimin selain menahan lapar dan haus di siang hari juga harus mampu mengendalikan diri dari tarikan hawa nafsu.
Selain itu, harus berusaha dengan segenap kemampuannya untuk meneladani karakter dan sifat-sifat ketuhanan (Dia memberi makan dan tidak diberi makan Qs. Al-An’am [6]: 14).
Dengan demikian, ibadah puasa menyadarkan akan pentingnya aksi-aksi sosial sehingga tumbuh kesadaran untuk berbagi kepada sesama. Sebagai mana sabda Nabi Saw.:
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحِيمِ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ عَبْدِ المَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الجُهَنِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا»: «هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ»
Artinya: “Barangsiapa yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa maka baginya pahala serupa yang diberikan kepada orang yang berpuasa. Hanya saja pahala orang puasa tidak terkurangi sedikit pun.” (HR. Tirmidzi).

Hadis di atas mengajarkan bagi siapa yang memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa baginya pahala yang serupa dengan orang yang berpuasa.
Kehadiran Bulan Ramadan adalah kesempatan yang paling baik untuk aksi-aksi sosial dengan berbagi sedekah. Dan sebaik-baik sedekah adalah di Bulan Ramadan, sebagimana Sabda Nabi Saw:
أَخْبَرَنَا نُعَيْمُ بْنُ حَمَّادٍ الْخُزَاعِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ عِيسَى بْنُ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي حَاتِمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ الْمِنْقَرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ مُوسَى أَبُو الْمُغِيرَةِ، عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
Artinya: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di Bulan Ramadan” (HR. Tirmidzi)
Keberadaan kaum dhuafa (lemah) penting untuk diperhatikan, agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial. Bila badan kita membutuhkan asupan gizi, maka jiwapun juga harus diberi asupan gizi agar seimbang.
Jika handphone setiap hari di-charge agar bisa terhubung, hati juga harus di-charge agar tidak mati. Momentum Ramadan adalah untuk menghidupkan hati agar tidak mati, dengan memupuk aksi-aksi sosial.
Ibarat sebuah pabrik, ibadah puasa diproyeksikan untuk memproduksi manusia-manusia yang mempunyai kesadaran keilahian, kemanusian dan tunduk kepada Allah SWT, yang oleh Alquran diklaim membentuk manusia yang bertaqwa. (*)
