Salah satu tujuan utama dari segala ibadah dan amal shaleh yang dilakukan di bulan Ramadan adalah meraih ridha Allah SWT.
Lalu, siapakah manusia yang diridhai Allah SWT? Bagaimana cara meraihnya? Dan mengapa ridha Allah SWT begitu penting dalam kehidupan seorang muslim? Mari kita ulas secara mendalam tentang manusia yang diridhai Allah SWT, terutama di bulan Ramadan.
Ridha Allah SWT merupakan tujuan yang paling penting dari tujuan lain dalam hidup manusia, khususnya umat Muslim di dunia. Sebab, Ridha Allah adalah kerelaan dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang taat.
Ridha-Nya tidak hanya menjamin kebahagiaan di akhirat, tetapi juga membawa ketenangan dan keberkahan dalam hidup di dunia. Ridha Allah adalah tujuan utama setiap muslim, karena dengan ridha-Nya, segala amal dan usaha kita akan bernilai di sisi-Nya.
Allah SWT berfirman, ”Dan ridha Allah adalah lebih besar." (QS. At-Taubah: 72). Ayat ini menunjukkan bahwa ridha Allah adalah sesuatu yang sangat besar dan mulia. Tidak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada meraih keridhaan-Nya. Ridha Allah juga menjadi kunci untuk meraih surga, sebagaimana firman-Nya, "Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar,” (QS. Al-Maidah: 119).
Di bulan Ramadan, kita dapat melakukan refleksi diri, dan berupaya lebih keras agar mendapatkannya. Ridha Allah SWT menjadi tujuan utama dari segala ibadah yang kita lakukan.
Puasa, salat tarawih, tadarus Alquran, sedekah, dan amal shaleh lainnya dilakukan dengan harapan meraih ridha-Nya. Namun, meraih ridha Allah SWT tidak hanya tentang melakukan ibadah secara rutin, tetapi juga tentang memahami makna dan tujuan dari ibadah tersebut.
Manusia yang diridhai Allah SWT memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dari orang lain. Ciri-ciri ini tidak hanya terlihat dari amal ibadahnya, tetapi juga dari akhlak dan perilaku sehari-hari.
BULAN Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat dari Allah SWT. Di bulan suci ini, umat Islam berlomba-lomba meningkatkan ibadah, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Salah satu tujuan utama dari segala ibadah dan amal shaleh yang dilakukan di bulan Ramadan adalah meraih ridha Allah SWT.
Lalu, siapakah manusia yang diridhai Allah SWT? Bagaimana cara meraihnya? Dan mengapa ridha Allah SWT begitu penting dalam kehidupan seorang muslim? Mari kita ulas secara mendalam tentang manusia yang diridhai Allah SWT, terutama di bulan Ramadan.
Ridha Allah SWT merupakan tujuan yang paling penting dari tujuan lain dalam hidup manusia, khususnya umat Muslim di dunia. Sebab, Ridha Allah adalah kerelaan dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang taat.
Ridha-Nya tidak hanya menjamin kebahagiaan di akhirat, tetapi juga membawa ketenangan dan keberkahan dalam hidup di dunia. Ridha Allah adalah tujuan utama setiap muslim, karena dengan ridha-Nya, segala amal dan usaha kita akan bernilai di sisi-Nya.
Allah SWT berfirman, ”Dan ridha Allah adalah lebih besar." (QS. At-Taubah: 72). Ayat ini menunjukkan bahwa ridha Allah adalah sesuatu yang sangat besar dan mulia. Tidak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada meraih keridhaan-Nya. Ridha Allah juga menjadi kunci untuk meraih surga, sebagaimana firman-Nya, "Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar,” (QS. Al-Maidah: 119).
Di bulan Ramadan, kita dapat melakukan refleksi diri, dan berupaya lebih keras agar mendapatkannya. Ridha Allah SWT menjadi tujuan utama dari segala ibadah yang kita lakukan.
Puasa, salat tarawih, tadarus Alquran, sedekah, dan amal shaleh lainnya dilakukan dengan harapan meraih ridha-Nya. Namun, meraih ridha Allah SWT tidak hanya tentang melakukan ibadah secara rutin, tetapi juga tentang memahami makna dan tujuan dari ibadah tersebut.
Manusia yang diridhai Allah SWT memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dari orang lain. Ciri-ciri ini tidak hanya terlihat dari amal ibadahnya, tetapi juga dari akhlak dan perilaku sehari-hari.

Ada beberapa ciri yang dapat dilihat dari identifikasi orang yang mendapatkan atau setidaknya yang berpotensi mendapatkan Ridha Allah SWT.
Pertama, Iman dan Taqwa. Iman dan taqwa adalah kunci utama meraih ridha Allah SWT. Orang yang bertakwa senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa,” (QS. Al-Hujurat: 13).
Taqwa mencakup seluruh aspek kehidupan, mulai dari ibadah, muamalah, hingga akhlak sehari-hari. Orang yang bertakwa akan selalu berusaha menjaga hubungannya dengan Allah SWT dan sesama manusia. Ketaqwaan yang konsisten, juga bagian dari menjaga keimanan umat Muslim kepada agamanya.
Kedua, adalah keikhlasan. Keikhlasan adalah syarat diterimanya amal ibadah. Tanpa ikhlas, amal ibadah tidak akan bernilai di sisi Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keikhlasan inilah yang membedakan antara amal yang diterima dan amal yang sia-sia. Orang yang ikhlas dalam beribadah tidak mengharapkan pujian atau imbalan dari manusia, tetapi hanya mengharapkan ridha Allah SWT.
Ketiga, bersyukur. Bersyukur adalah tanda bahwa seseorang menyadari bahwa segala nikmat yang ia terima berasal dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman, ”Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu,” (QS. Ibrahim: 7).
Bersyukur tidak hanya diucapkan dengan lisan, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan, yaitu dengan menggunakan nikmat tersebut untuk hal-hal yang positif dan menambah ketaqwaan serta keimanan kepada Allah SWT.

Ke-empat, Sabar. Kehidupan dunia tidak lepas dari ujian dan cobaan. Orang yang diridhai Allah SWT adalah mereka yang sabar dalam menghadapi ujian tersebut.
Allah SWT berfirman, ”Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah: 155). Sabar membuat kita tetap tegar dan optimis dalam menghadapi tantangan hidup.
Bulan Ramadan adalah waktu yang sangat tepat bagi kita umat Islam untuk meningkatkan amal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ramadan, dengan segala keistimewaannya, tentu tidak boleh dilewati begitu saja tanpa melakukan peningkatan ketaqwaan dan keimanan agar mendapatkan Ridha Allah SWT.
Berikut adalah beberapa amalan yang dapat berpeluang besar mendapatkan ridha Allah SWT di bulan Ramadan.
Pertama, Puasa dengan Ikhlas dan Sungguh-Sungguh. Puasa adalah ibadah utama di bulan Ramadan. Puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari segala perbuatan yang tidak bermanfaat.
Allah SWT berfirman, ”Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183). Puasa yang dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh akan mendatangkan ridha Allah SWT.
Kedua, Salat Tarawih dan Tahajud. Salat tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan di malam hari selama bulan Ramadan.
Salat ini memiliki keutamaan yang besar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ”Barangsiapa menghidupkan malam Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain tarawih, salat tahajud juga dianjurkan untuk dilakukan di bulan Ramadan.
Ketiga, Tadarus Alquran. Bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya Alquran. Oleh karena itu, tadarus Alquran menjadi amalan yang sangat dianjurkan di bulan ini.

Rasulullah SAW bersabda, ”Bacalah Alquran, karena ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya,” (HR. Muslim). Tadarus Alquran tidak hanya tentang membaca, tetapi juga tentang memahami dan mengamalkan isinya.
Ke-empat, Sedekah dan Berbuat Baik kepada Sesama. Sedekah adalah amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang paling dermawan, terutama di bulan Ramadan.
Sedekah tidak hanya mendatangkan pahala, tetapi juga mendatangkan ridha Allah SWT. Selain sedekah, berbuat baik kepada sesama, seperti membantu orang yang membutuhkan, juga merupakan amalan yang sangat mulia.
Kelima, I'tikaf di Masjid. I'tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribadah kepada Allah SWT. I'tikaf biasanya dilakukan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, karena pada hari-hari tersebut terdapat malam Lailatul Qadar. I'tikaf adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan merenungkan makna hidup.
Dengan amalan-amalan tersebut, dapat membuka peluang semakin lebar untuk mendapatkan Ridha Allah, bila dilakukan secara istiqomah atau konsisten. Menjadi manusia yang diridhai Allah SWT tidak hanya membawa kebahagiaan di akhirat, tetapi juga di dunia. (*)
