Rabu, 19 November 2025

LAILATUL Qadar memiliki banyak pengertian. Sebagian Ulama memahami bahwa Lailatul Qadar adalah malam penetapan atau pengaturan karena pada malam tersebut Allah mnetapkan dan mengatur seluruh keputusan atas perjalanan hidup manusia.

Ulama yang lain memahami bahwa Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan, karena malam tersebut dihadirkan membawa kemuliaan yang tiada bandingnya, lebih baik daripada seribu bulan.

Terdapat pula ulama yang memaknainya sebagai malam yang sempit, karena pada malam tersebut banyak sekali malaikat yang turun memenuhi bumi sehingga seakan berdesakan.

Pada prinsipnya, Lailatul Qadar merupakan suatu malam yang sangat istimewa karena malam tersebut dipenuhi dengan kemuliaan dan kesejahteraan dari Tuhan untuk para hamba-Nya.

Secara historis, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibn Jarir al-Thabari, bahwa Lailatul Qadar merupakan respon atas pertanyaan umat terkait dengan peristiwa-peristiwa ibadah yang dilakukan oleh orang-orang saleh masa lalu di zaman Bani Israil.

mereka akan lulus sebagai hamba Tuhan yang paling saleh apabila telah sanggup melaksanakan aktivitas ibadah tertentu dalam durasi waktu yang sangat panjang dan bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.

Sehingga hadiah Lailatul Qadar ini menjadi jawaban bahwa umat Nabi Muhammad justru jauh lebih utama karena dalam bulan Ramadan terdapat satu malam yang kualitasnya melebihi seribu bulan (khairun min alfi syahrin). Itulah Lailatul Qadar yang sekaligus pula menjadi bukti keistimewaan Nabi Muhammad dan umatnya.

Lailatul Qadar yang istimewa dan penuh kemuliaan ini sudah barang tentu dirahasiakan oleh Allah kapan datangnya, meskipun berdasarkan pengalaman, suluk, “kabar langit” dan lainya sebagian ulama memberikan prediksi bahkan tanda-tanda bahwa suatu malam itu merupakan Lailatul Qadar.

Akan tetapi prediksi maupun tanda-tanda tersebut tidak bersifat mutlak, karena merupakan rahasia Allah maka yang mengetahui secara pasti hanyalah Allah. Adapun tugas hamba hanya menghadangnya dengan berbagai aktifitas ibadah.

Menghadang Lailatul Qadar ini tidak terbatas pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, tetapi seharusnya setiap malam sepanjang bulan Ramadan. Hal ini penting agar umat Islam selalu menghidupkan seluruh malam pada bulan Ramadan, tidak hanya terfokus pada malam-malam tertentu yang diprediksikan sebagai Lailatul Qadar.

Akhirnya, bahwa Lailatul Qadar harus dimaknai secara poduktif dan transformatif. Artinya, bahwa Lailatul Qadar yang merupakan malam kemuliaan, pengaturan dan penetapan perjalanan hidup manusia, malam turunnya rahmah dan salam yang melimpah sampai terbit fajar serta kualitasnya lebih baik dari seribu bulan hendaknya dapat dijadikan momentum sebagai pembangunan spiritual dan sosial menuju terwujudnya manusia yang saleh lahir batin serta diliputi oleh keteraturan dan keseimbangan dzikiir, fikir juga amal saleh.

Potensi melatih keteraturan dan keseimbangan tersebut telah disediakan oleh bulan Ramadan dengan berbagai aktifitas ibadah di dalamnya, sehingga bagi para hamba yang selama Ramadan telah melakssanakan aktifitas ibadah dalam bentuk apapun, maka yakinlan bahwa Lailatul Qadar pasti diturunkan Tuhan kepadanya. Semoga… (*)

Komentar

Terpopuler