Ramadan 2024
Ini Jadwal Perkiraan Turunnya Lailatul Qadar di Ramadan 2024
Zulkifli Fahmi
Rabu, 3 April 2024 19:12:00
Murianews, Kudus – Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang dinanti umat Islam saat Ramadan. Sebab, malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat Istimewa.
Sebagaimana dalam surat Al Qadr, Allah berfirman, Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu, para malaikat dan Jibril turun atas izin Allah untuk mengatur semua urusan. Dan malam itu menjadi malam kebaikan hingga terbitnya fajar.
Rasulullah SAW pun memberikan kisi-kisi datangnya malam Lailatul Qadar. Dalam hadis riwayat Al Bukhari, malam Lailatul Qadar hadir di tanggal-tanggal ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
”Dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Carilah lailatul qadr pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadan.” [ditahrijkan oleh al-Bukhari, I, Kitab al-Tarawih, hal. 225].
Kisi-kisi itu juga diungkap dalam hadis riwayat Muslim.
”Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Tunggulah lailatul qadr pada sepuluh akhir (bulan Ramadan) atau sembilan akhir.” [ditahrijkan oleh Muslim, no. 211/1165].
Dengan begitu, malam Lailatul Qadar diperkirakan jatuh pada 21 Ramadan, 23 Ramadan, 25 Ramadan, 27 Ramadan, dan 29 Ramadan.
Sebagaimana diketahui, di Indonesia terjadi perbedaan awal Ramadan. Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan pada 11 Maret 2024. Sementara, pemerintah menetapkan awal Ramadan pada 12 Maret 2024. Ketetapan pemerintah ini banyak diikuti umat Islam di Indonesia, salah satunya dari organisasi Islam, NU.
Bila awal Ramadan 2024 jatuh pada 12 Maret 2024, maka daftar lengkap malam ganjil di bulan Ramadhan 1445 H sebagai berikut:
- 21 Ramadan 1445 H: Minggu, 31 Maret 2024 malam Senin, 1 April 2024,
- 23 Ramadan 1445 H: Selasa, 2 April 2024 malam Rabu, 3 April 2024,
- 25 Ramadan 1445 H: Kamis, 4 April 2024 malam Jumat, 5 April 2024,
- 27 Ramadan 1445 H: Sabtu, 6 April 2024 malam Minggu, 7 April 2024,
- 29 Ramadan 1445 H: Senin, 8 April 2024 malam Selasa, 9 April 2024.
Sedangkan bila awal Ramadan 2024 jatuh pada 11 Maret, maka daftar malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadan 1445 H adalah sebagai berikut:
- 21 Ramadan 1445 H: Sabtu, 30 Maret 2024 malam Minggu, 31 Maret 2024,
- 23 Ramadan 1445 H: Senin, 1 April 2024 malam Selasa, 2 April 2024,
- 25 Ramadan 1445 H: Rabu, 3 April 2024 malam Kamis, 4 April 2024,
- 27 Ramadan 1445 H: Jumat, 5 April 2024 malam Sabtu, 6 April 2024,
- 29 Ramadan 1445 H: Minggu, 7 April 2024 malam Senin, 8 April 2024.
Malam Lailatul Qadar memang menjadi rahasia Illahi yang diyakini umat Islam hadir. Datangnya Lailatul Qadar diperkirakan pada malam ganjil saat 10 hari terakhir Ramadan.
Sebagaimana diketahui, malam Lailatul Qadar merupakan malam yang Istimewa. Banyak kebaikan dan keberkahan dari Allah yang diturunkan di malam itu.
Umat Islam pun berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mendapatkannya. Salah satu yakni, dengan melaksanakan Salat Lailatul Qadar dan berdoa sebelum makan sahur.
Adapun doa terbaik untuk diucapkan adalah doa memohon ampunan pada Allah SWT, yakni
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Artinya: ”Aku memohon ampunan Allah dan aku bertobat kepada-Nya”.
Kemudian membaca doa ini:
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Artinya, “Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami)”.
Doa terakhir berdasarkan hadis yang diriwayatkan lima imam, kecuali imam Abu Dawud:
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اَللَّهِ: أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ اَلْقَدْرِ, مَا أَقُولُ فِيهَا? قَالَ: "قُولِي: اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي" رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ غَيْرَ أَبِي دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَالْحَاكِمُ
Artinya, “Dari sayyidah Aisyah ra, ia bercerita, ia pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku mengerti sebuah malam itu adalah lailatul qadar. Bagaimana doa yang harus kubaca?’ Rasulullah saw menjawab, ‘Bacalah: ‘Allāhumma innaka afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī,’” (HR lima imam Hadis kecuali Imam Abu Dawud. Hadits ini diakui shahih oleh Imam A-Tirmidzi dan Al-Hakim).



