Selasa, 18 November 2025

Ia menjelaskan, dalam Islam, mencintai dan membenci harus karena Allah. Allah harus menjadi pusat yang menghubungkan antar mahluk.

Kalau posisi Allah disingkirkan, maka baik hubungan cinta mau pun benci bisa menjadi destruktif. Itu karena semua manusia pasti punya kelemahan dan kekurangan yang bisa menjadi amunisi lahirnya konflik.

Anis pun mengkritik penggunaan istilah muhibbin, karena menurutnya itu hanya adopsi dari istilah fans atau follower dalam dunia selebritas modern.

”Dalam Islam yang dikenal adalah saling menyayangi. Bukan hanya satu arah tapi dua arah. Istilah thogut itu ketika kita memberhalakan sesuatu. Memuja sesuatu dengan berlebihan. Kalau seperti itu pasti ditindas,” ucapnya.

Pengasuh Sampak GusUran itu juga mengingatkan pentingnya berkumpul dengan orang saleh. Tataran saleh yakni orang yang terus bertumbuuh kebaikannya.

”Sholeh itu tidak statis, tapi dinamis. Bukan hanya selalu ke masjid, namun yang terus berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Orang yang beruntung adalah orang yang lebih baik dari sebelumnya,” imbuhnya.

Anis menjelaskan, saling mencintai dan menyayangi merupakan metode inter personal terbaik guna menghindari gejala“autoimun” dalam kehidupan sosial.

Butuh Siraman... 

Komentar

Terpopuler