Amal saleh yang dikerjakan, seperti salat, berpuasa, dan bersedekah akan dilipatgandakan pahalanya. Itu sebagaimana hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.
Murianews, Kudus – Ada sejumlah amalan yang dapat dikerjalan di bulan Muharam 1446 Hijriyah. Bulan pertama dalam penanggalan Islam ini, diketahui sebagai salah satu bulan suci.
Itu sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat At-Taubah ayat 36:
’’Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah terdiri atas dua belas bulan, dalam ketentuan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketentuan) agama yang lurus. Janganlah kamu menganiaya diri kamu pada bulan yang empat itu. Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.’’
Amal saleh yang dikerjakan, seperti salat, berpuasa, dan bersedekah akan dilipatgandakan pahalanya. Itu sebagaimana hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.
’’Maka sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian semua haram (mulia) atas kalian seperti mulianya hari ini, di negeri ini, dan di bulan ini. Dan sesungguhnya kalian akan menghadap Tuhanmu sekalian dan Dia akan bertanya kepada kalian tentang amal perbuatan kalian.’’
Berikut amalan yang dilakukan saat bulan Muharam:
1. Tidak Berperang
Dalam At-Taubah ayat 36, dijelaskan, ada empat bulan suci. Menurut hadis Bukhari dan Muslim, keempat bulan itu adalah Muharam, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijah.
’’Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban,’’
Sebagai bulan suci, umat Islam dilarang untuk menganiaya diri sendiri dan membuat peperangan. Itu senada dengan keterangan di dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir yang bunyinya:
’’Dinamakan bulan Muharram karena bulan tersebut memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan, bahkan bulan ini memiliki keistimewaan serta kemuliaan yang sangat amat sekali dikarenakan orang Arab tempo dulu menyebutnya sebagai bulan yang mulia (haram), tahun berikutnya menyebut bulan biasa (halal).’’
2. Puasa Asyura dan Tasu'a
Di dalam bulan Muharam terdapat hari Asyura’ yang jatuh pada hari kesepuluh bulan Muharam. Hari ini biasanya dirayakan dengan berpuasa, tak hanya bagi umat Islam, namun umat sebelumnya.
Mengutip laman Almanhaj.or.id, pada 10 Muharram, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dan kaumnya dari kejaran Fir'aun. Maka, sebagai bentuk wujud syukur kepada Allah, Nabi Musa AS lalu berpuasa.
Ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan Bukhari:
’’Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, kemudian beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya:’Apa ini?’ Mereka menjawab: Sebuah hari yang baik, ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud yukur. Maka Rasulullah menjawab: Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu.’’
Rasulullah sendiri tidak mewajibkan umat Islam berpuasa di hari Asyura. Itu sebagaimana hadis di Muttafaq ‘alaih.
’’Barang siapa yang ingin melakukan puasa Asyura silakan, dan barang siapa yang tidak ingin melakukannya silakan berbuka.’’
Untuk membedakan puasanya dengan umat Yahudi, Rasulullah juga mengajak umatnya untuk berpuasa di hari kesembilan Muharam. Itu sebagaimana hadis riwayat Muslim dan Abu Dawud.
’’Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika demikian, Insya Allah tahun depan kita berpuasa [juga] pada hari yang kesembilan.” Namun, sebelum tahun berikutnya tiba, Rasulullah saw telah wafat.’’
3. Tidak Melakukan Perbuatan Maksiat
Disamping memperbanyak amal saleh, umat Islam juga diminta untuk meninggalkan maksiat saat bulan Muharam dan seterusnya.
Melansir dari laman resmi MUI, Anggota Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Nurul Irfan mengatakan pada bulan Muharram umat Islam dilarang berbuat maksiat.
Maksiat di sini dapat berupa meninggalkan salat, memakan uang haram, berzina, mengonsumsi makanan tidak halal, mabuk-mabukan, dan perbuatan maksiat lainnya.
Irfan menjelaskan bahwa pada bulan mulia ini bukan hanya perbuatan terpuji yang dilipatgandakan balasannya, perbuatan maksiat pun demikian.
