Rabu, 19 November 2025

RAMADAN merupakan bulan istimewa bagi umat Islam. Hal ini dikarenakan adanya perintah puasa satu bulan penuh bagi orang-orang yang beriman. Puasa sebagai salah satu rukun Islam, wajib dikerjakan oleh setiap mukmin dan mukminah yang memenuhi syarat wajib puasa.

Puasa Ramadan memiliki tujuan yang agung dan mulia. Menjalankan puasa Ramadan dengan menahan lapar, haus dan dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari, bukan karena orang-orang yang beriman kekurangan makanan dan minuman, akan tetapi semua itu dilandasi memenuhi perintah dari Yang Maha Rahman dan Rahim sebagai wujud ketundukan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Ibadah puasa Ramadan yang dilandasi keimanan memiliki esensi mendalam bagi setiap orang yang beriman. Dengan berpuasa akan terjadi proses tarbiyah pribadi dan sosial. Kata tarbiyah sering dihubungkan dengan makna pendidikan. Puasa Ramadan jika dihubungkan dengan pendidikan, memiliki ketersambungan dalam membentuk karakter pribadi mulia. Hal ini dikarenakan dengan menjalani puasa Ramadhan terjadi proses pembinaan dan pendidikan yang mendalam.

Ada beberapa pendidikan yang didapatkan dengan menjalankan puasa Ramadan. Pertama, pendidikan amanah. Perintah puasa yang dijalani oleh orang-orang yang beriman menunjukkan bentuk ekspresi menjalankan amanah sebagai hamba yang diberi tugas mulia oleh Sang Khaliq. Jika hal ini dilakukan dengan ikhlas maka akan membentuk karakter orang-orang yang penuh tanggungjawab.

Kedua, Kedisiplinan. Orang yang menjalankan puasa Ramadan siklus hariannya akan semakin tertata rapi. Jadwal kegiatan ibadah harian tersusun by natural design. Mulai dari jadwal makan sahur di waktu sebelum terbit fajar, kemudian salat fardu, waktu berbuka, dan salat tarawih, dijalani sesuai dengan siklus yang teratur oleh orang-orang yang berpuasa. Apabila ritme ini terus dipelihara, maka umat Islam akan semakin disiplin dalam menjalani roda kehidupan sehari-hari. Hidupnya akan semakin terarah dan sesuai aturan yang akan menjamin kebahagiaan.

Ketiga, Produktivitas. Orang yang berpuasa dengan dilandasi iman dan senantiasa mengharapkan ridho Illahi, biasanya akan semakin tekun beribadah, baik secara pribadi maupun sosial. Hal ini dapat diukur dari kebiasaan harian lingkungan masyarakat. Banyak orang yang sebelum Ramadhan begitu santai dan terlihat biasa-biasa saja, akan tetapi ketika datang bulan Ramadan akan mengubah kebiasaan yang selama ini dijalani.

Biasanya jarang beribadah ke masjid maka dengan panggilan iman di bulan Ramadan pasti akan berduyun-duyun berangkat ke masjid. Sebelumnya jarang baca Alquran maka dengan Ramadan, tadarus akan dilakukannya dengan tekun. Belum lagi ibadah yang berkaitan dengan kepentingan sosial juga akan meningkat. Zakat, Infaq, dan Sedekah  akan mudah dilakukan ketika Ramadan tiba.

Pemberian takjil menu buka puasa setiap hari yang disediakan di masjid ataupun musala, belum lagi yang dibagikan oleh remaja-remaja salih-salihah menjelang berbuka di jalan-jalan raya. Hal ini menunjukkan begitu produktifnya amal kebaikan yang dilakukan oleh umat Islam pada bulan suci Ramadan.

Apabila hal ini terus dilanjutkan maka begitu hebatnya pribadi-pribadi muslim dalam membangun jiwa sosialnya. Semakin banyak memberikan manfaat bagi sesama. Islam yang penuh rahmat dan manfaat akan hadir di mana pun dan kapan pun.

Keempat, Penjagaan diri lahir batin. Salah satu pendidikan mulia dalam bulan Ramadhan yakni para pelaku puasa ditekankan untuk menjaga diri baik lisan maupun perbuatan dari perkataan-perkataan dusta dan perilaku menyimpang. Hal ini sesuai hadits dari Abu Hurairah R.A yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan pengamalannya, maka Allah tidak memandang perlu ia meninggalkan makanan dan minumannya” (HR al Bukhari).

Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang beriman harus pandai-pandai bergaul dengan mengedepankan kata-kata damai dan menjaga kejujuran. Tidak suka mencela orang yang berbeda, tidak suka menghakimi kelompok yang berlainan pendapat, dan selalu mengedepankan sifat berbaik sangka pada orang lain. Apabila sifat semacam ini dijaga oleh orang-orang beriman, apalagi menjadi kebiasaan tokoh-tokoh publik maka betapa indahnya suasana kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian, sejatinya puasa Ramadan memberikan nilai dan makna membentuk karakter-karakter mulia yang apabila orang-orang beriman membiasakan diri mengamalkan amaliah-amaliah kebaikan Ramadan maka akan membentuk pribadi-pribadi mulia dan unggul.

Semoga puasa Ramadan tahun ini menjadi puasa terbaik dibandingkan puasa kita pada tahun-tahun sebelumnya dan semoga amal kebaikan Ramadan kita menjadi kebiasaan harian setelah Ramadan berlalu. Amiin. (*)

Komentar

Terpopuler