Banyak orang merasa kehilangan setelah Ramadan berakhir. Rasa khusyuk dalam ibadah, semangat berbagi, dan kesungguhan dalam mendekatkan diri kepada Allah sering kali memudar. Oleh karena itu, kita perlu menjaga dan melanjutkan kebiasaan baik yang telah kita bangun selama bulan suci.
Beberapa cara yang bisa kita lakukan antara lain jika selama Ramadan kita rajin melaksanakan Salat Tarawih, maka setelah Ramadan kita bisa menggantinya dengan shalat sunnah lain.
Salat sunnah merupakan salat yang dianjurkan untuk dilaksanakan umat Islam. Beberapa salat sunnah yang dianjurkan antara lain salat sunnah rawatib, qabliyyah ba’diyyah, salat witir, salat tahajjud, halat duha dan sebagainya.
Jika kita begitu rajin membaca alquran di bulan Ramadan, kitab musti melanjutkan rajin membaca alquran di hari setelah Ramadan.
Kalau perlu kita targetkan membaca alquran setiap hari sebagaimana target yang biasa kita pasang di bulan Ramadan. Target ini bisa kita lakukan misalnya mematok target one day one juz.
Hal lain yang bisa kita lakukan di setelah Ramadan adalah melaksanakan puasa sunnah bulan Syawal.
Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim).
Puasa syawal ini dilaksanakan selama enam hari di bulan syawal yang dilaksanakan selain pada tanggal 1 Syawal. Puasa sunnah Syawwal ini adalah kesempatan bagi kita untuk terus melatih kesabaran dan ketakwaan.
RAMADAN adalah bulan penuh berkah, di mana setiap muslim diberikan kesempatan untuk membersihkan jiwa, menahan hawa nafsu, serta memperbanyak amal ibadah.
Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa dengan penuh keikhlasan, kini saatnya kita menyambut hari kemenangan, yaitu Hari Raya Idulfitri.
Namun, kemenangan yang sesungguhnya bukan hanya terletak pada selesainya ibadah puasa, tetapi pada bagaimana kita mampu mempertahankan kebaikan dan ketakwaan yang telah kita latih selama Ramadan.
Allah SWT berfirman dalam Alquran: "Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangan (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah: 185).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setelah menyelesaikan ibadah puasa, kita harus bersyukur kepada Allah dengan terus meningkatkan kualitas ibadah kita.
Kemenangan di Hari Fitri bukanlah sekadar mengenakan pakaian baru, makan bersama keluarga, atau saling bermaafan, tetapi lebih kepada keberhasilan dalam mengendalikan diri dan menumbuhkan kebiasaan baik yang telah kita latih selama Ramadan.
Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Ini menunjukkan bahwa kemenangan sejati adalah ketika dosa-dosa kita diampuni dan kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Menjaga Spiritualitas Pascaramadan
Banyak orang merasa kehilangan setelah Ramadan berakhir. Rasa khusyuk dalam ibadah, semangat berbagi, dan kesungguhan dalam mendekatkan diri kepada Allah sering kali memudar. Oleh karena itu, kita perlu menjaga dan melanjutkan kebiasaan baik yang telah kita bangun selama bulan suci.
Beberapa cara yang bisa kita lakukan antara lain jika selama Ramadan kita rajin melaksanakan Salat Tarawih, maka setelah Ramadan kita bisa menggantinya dengan shalat sunnah lain.
Salat sunnah merupakan salat yang dianjurkan untuk dilaksanakan umat Islam. Beberapa salat sunnah yang dianjurkan antara lain salat sunnah rawatib, qabliyyah ba’diyyah, salat witir, salat tahajjud, halat duha dan sebagainya.
Jika kita begitu rajin membaca alquran di bulan Ramadan, kitab musti melanjutkan rajin membaca alquran di hari setelah Ramadan.
Kalau perlu kita targetkan membaca alquran setiap hari sebagaimana target yang biasa kita pasang di bulan Ramadan. Target ini bisa kita lakukan misalnya mematok target one day one juz.
Hal lain yang bisa kita lakukan di setelah Ramadan adalah melaksanakan puasa sunnah bulan Syawal.
Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim).
Puasa syawal ini dilaksanakan selama enam hari di bulan syawal yang dilaksanakan selain pada tanggal 1 Syawal. Puasa sunnah Syawwal ini adalah kesempatan bagi kita untuk terus melatih kesabaran dan ketakwaan.

Selain puasa Syawal, puasa sunnah lain juga bisa dilaksanakan misalnya puasa Senin Kamis, dan sebagainya.
Selain aspek spiritual pribadi, kita juga mampu meneruskan aspek ibadah sosial, seperti melanjutkan sedekah dan berbagi kepada sesama. Ramadan mengajarkan kita untuk peduli terhadap orang lain.
Jangan biarkan semangat berbagi kita berakhir begitu saja setelah bulan suci berlalu. Sedekah tidak hanya dalam bentuk harta, tetapi juga dalam bentuk kebaikan dan kepedulian terhadap sesama.
Menjaga Silaturahmi dan Saling Memaafkan
Idulfitri adalah momentum untuk mempererat tali persaudaraan. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim).
Momentum Idulfitri tidak boleh terlewat begitu saja tanpa menyambung silaturrahim. Tradisi mudik Idulfitri di negeri ini tak lain tak bukan adalah untuk silaturrahim keluarga dan sanak saudara.
Berkumpul menyambung persaudaraan merupakan momentum tepat dilakukan di waktu Idulfitri dimana hal ini jarang bisa dilakukan di hari biasa, karena tidak semua sanak saudara bisa terus berkumpul.
Selain silaturrahim, Idulfitri juga identik dengan saling memaafkan. Istilah Halalbihalal yang otentik dari negeri ini adalah kalimat yang menunjukkan saling memaafkan di hari kemenangan.
Halalbihalal merujuk sikap saling memaafkan antar satu orang dengan lainnya. Hal ini dilakukan karena setelah menjalankan ibadah puasa, dosa-dosa kita diampuni oleh Allah.

Setelah itu, kesalahan dan kekhilafan dalam berinteraksi sesama manusia juga harus dimintakan maaf kepada sesama manusia. Tujuannya, agar kita menjadi pribadi yang fitri, pribadi yang bersih untuk menyongsong kehidupan di masa depan dengan lebih baik.
Pada akhirnya, Hari Raya Idulfitri bukanlah akhir dari perjuangan spiritual kita, melainkan awal dari perjalanan baru menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih bertakwa.
Mari jadikan kemenangan ini sebagai titik tolak untuk terus memperbaiki diri, memperbanyak ibadah, dan meningkatkan kepedulian sosial.
Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapatkan kemenangan sejati, yaitu kemenangan dalam mendapatkan ridha Allah SWT. Amin.
Selamat Hari Raya Idulfitri, mohon maaf lahir dan batin! (*)
