Rabu, 19 November 2025

Jihad Melawan Hawa Nafsu

Saat berpuasa, kita belajar menahan diri dari godaan duniawi. Kita melatih diri untuk tidak mudah marah, juga menahan lisan dari perkataan yang sia-sia atau menyakitkan.

Semua ini adalah bentuk jihad yang sangat berat, tetapi jika dilakukan dengan ikhlas, maka akan membawa kita kepada derajat ketakwaan yang tinggi.

Allah SWT berfirman dalam Alquran dalam QS. Al-Baqarah: 183, yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.".

Nafsu harus dikendalikan sesuai sabda Rasulullah “Mukmin yang paling utama keislamannya adalah umat Islam yang selamat dari keburukan lisan dan tangannya.

Mukmin paling utama keimanannya adalah yang paling baik perilakunya. Muhajirin paling utama adalah orang yang meninggalkan larangan Allah. Jihad paling utama adalah jihad melawan nafsu sendiri karena Allah”,(HR, Sunan Tirmidzi).

Ibadah puasa adalah salah satu cara mengendalikan dan melawan nafsu. Ibadah puasa membentuk karakter nafsu mutmainnah, nafsu yang diberi petunjuk yang berfungsi menstimulus berbuat kebaikan, rajin beribadah, istiqamah menjalankan perintah Allah.

Ibadah puasa mendidik nafsu manusia agar tidak serakah. Orang yang berpuasa akan menjaga perkataan, perbuatan dan sikap yang taat kepada Allah dan memelihara hubungan sesama manusia dengan baik.

Berpuasa adalah wujud mengendalikan diri dari nafsu makan dengan cara menahan diri dari makan dan minum sesuai waktu yang ditentukan. Nafsu manusia bersifat dinamis, dan ibadah puasa menjadi sarana mengatur, mengendalikan dan melawan nafsu.

image-20250228191712.jpg

Komentar