Tapi juga meningkatkan produktivitas kerja sambil terus menambah amal ibadah.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 183: ”Wahai orang-orang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Ayat ini menuntun kita agar menjalankan puasa untuk mencapai derajat takwa dengan tetap produktif dalam bekerja.
Puasa tidak hanya melatih jasmani tapi juga ruhani. Dengan berpuasa, kita terbiasa menahan diri (sabar) dan disiplin. Bagi mereka yang berpuasa, wajar jika merasa sedikit lemas dan kurang bertenaga.
Namun kekurangan ini harus diimbangi dengan kekuatan pikiran bahwa apa pun aktivitas positif yang kita lakukan di bulan Ramadan adalah bernilai ibadah. Dengan motivasi ini maka kita semangat melakukan berbagai hal termasuk produktif dalam bekerja.
Allah SWT berfirman dalam Quran Surat At Taubah ayat 105 tentang pentingnya bekerja.
”Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan,”
Tentu saja firman Allah tentang bekerja ini berlaku juga di bulan puasa karena ayat tersebut tidak mengecualikannya.
BULAN Ramadan adalah salah satu momen bagi umat Muslim memadukan kekuatan spiritual dan professional. Puasa di bulan Ramadan tidak hanya menjadikan umat Muslim mampu menahan haus dan lapar.
Tapi juga meningkatkan produktivitas kerja sambil terus menambah amal ibadah.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 183: ”Wahai orang-orang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Ayat ini menuntun kita agar menjalankan puasa untuk mencapai derajat takwa dengan tetap produktif dalam bekerja.
Puasa tidak hanya melatih jasmani tapi juga ruhani. Dengan berpuasa, kita terbiasa menahan diri (sabar) dan disiplin. Bagi mereka yang berpuasa, wajar jika merasa sedikit lemas dan kurang bertenaga.
Namun kekurangan ini harus diimbangi dengan kekuatan pikiran bahwa apa pun aktivitas positif yang kita lakukan di bulan Ramadan adalah bernilai ibadah. Dengan motivasi ini maka kita semangat melakukan berbagai hal termasuk produktif dalam bekerja.
Firman Allah SWT tentang Produktif dalam Bekerja
Allah SWT berfirman dalam Quran Surat At Taubah ayat 105 tentang pentingnya bekerja.
”Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan,”
Tentu saja firman Allah tentang bekerja ini berlaku juga di bulan puasa karena ayat tersebut tidak mengecualikannya.

Produktif bekerja saat berpuasa adalah salah satu amalan di bulan puasa. Namun demikian, ada saja yang beranggapan tentang perluanya beribadah dengan giat di bulan puasa sampai begadang dan libur bekerja.
Anggapan tersebut tentu kurang tepat. Begadang di malam hari untuk beribadah adalah sunah. Sedangkan bekerja adalah kewajiban. Kaedah fiqih menyebutkan bahwa perkara yang wajib tidak bisa ditinggalkan karena sunah.
Pernah suatu saat Nabi dan para sahabat beribadah di malam hari. Pagi harinya, para sahabat merasa kelelahan sehingga tidak bekerja bahkan sebagian ada yang sakit. Allah SWT kemudian menurunkan Quran Surat Al Muzammil ayat 20:
”Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Alquran...”
Kenapa Puasa Tidak Menghalangi Produktivitas?
Pertama, puasa melatih disiplin. Selama puasa kita wajib mengontrol diri untuk tidak tergoda batal hanya karena haus dan lapar. Ini adalah bentuk disiplin yang bisa terbawa ke dunia kerja. Kita jadi bisa lebih fokus bekerja karena tidak perlu memikirkan mau sarapan atau makan siang dengan menu apa.
Kita bisa mengatur waktu dan menghindari hal-hal yang akan mengganggu pekerjaan seperti menggunjing teman kantor atau atasan. Kita juga disiplin dalam beribadah sehingga berusaha menyelesaikan pekerjaan agar bisa khusyuk beribadah.
Kedua, puasa menjadikan badan dan pikiran sehat. Ini karena jadwal makan kita menjadi teratur karena pasti sahur dan berbuka. Bagi yang memiliki penyakit yang kambuh karena puasa juga biasanya lebih memperhatikan kondisi badannya.

Bagi yang terlewat sahur akan berusaha tidak terlewat sehingga didapatkan pola makan yang teratur. Tidak hanya teratur makan tapi juga teratur beristirahat. Maka puasa akan mengkondisikan badan yang dalam kondisi apa pun mendapatkan hak-nya sesuai kadarnya.
Begitu pula pikiran akan terkondisikan memikirkan hal-hal yang baik dan positif. Pikiran akan disibukkan dengan persiapan dan pelaksanaan puasa sehingga tidak ada ruang untuk memikirkan hal-hal negatif.
Kesibukan-kesibukan yang menenangkan karena ujungnya adalah ada pahala yang sudah dijanjikan Allah SWT untuk hambanya yang berpuasa.
Ketiga, puasa memunculkan semangat berbagi. Vibes Ramadan yang penuh dengan momen kebersamaan memotivasi siapa pun untuk bekerja.
Ini karena bekerja bersama-sama akan membuat waktu terasa berjalan cepat dan tak terasa sudah waktunya berbuka. Momen buka bersama di penghujung hari pun menjadikan semangat kerja.
Kebersamaan ini memunculkan semangat berbagi. Bekerja tidak lagi hanya berorientasi finansial tapi juga mendatangkan pahala. Apalagi kemudian saat bekerja memunculkan kepedulian dan kedermawanan.
Kiat Produktif dalam Bekerja di Saat Puasa
Tiap orang pasti punya ujiannya masing-masing dalam melaksanakan ibadah di bulan puasa. Tiap kendala pasti ada solusinya yang mungkin berbeda jika dihadapkan pada orang yang berbeda. Tapi setidaknya ada beberapa nasihat untuk diri sendiri agar produktif dalam bekerja di saat puasa. Nasihat ini juga bisa untuk semua kalangan.
1. Kuatkan niat
Kita harus menguatkan niat berpuasa yaitu mengharap ridho Allah SWT sehingga mendapat rahmat, hidayah, dan ampunan-Nya. Dengan selalu menguatkan niat ini maka apapun yang terjadi dan kita lakukan selama berpuasa, insya Allah tidak akan ada keluhan.

Niatkan bekerja saat bulan Ramadan sebagai ibadah. Bagi tulang punggung keluarga, bekerja adalah bagian dari kewajiban karena berkaitan dengan hifz nafs, menjaga nyawa. Bagi yang bukan, tentunya memiliki niat yang jelas.
2. Perbanyak Syukur
Memiliki pekerjaan adalah hal yang harus disyukuri. Maka bekerja di bulan puasa adalah bentuk syukur. Semakin banyak bersyukur seharusnya semakin produktif termasuk bekerja saat berpuasa.
3. Perencanaan yang baik
Produktif dalam bekerja di bulan puasa tentunya akan terwujud dengan perencanaan yang baik. Misalnya dengan menentukan apa saja target di bulan Ramadan kali ini.
Tentukan target yang benar-benar bisa dikerjakan secara maksimal dan realistis. Misalnya puasa full, khatam Quran 1 kali, tidak menggunjing, mengikuti kajian agama, dan sebagainya.
4. Disiplin
Disiplin dengan perencanaan yang sudah dibuat akan memunculkan produktif dalam bekerja. Ini karena kita bisa mengendalikan diri untuk fokus pada perencanaan yang sudah disusun untuk bulan puasa.
5. Pengendalian diri
Tidak hanya lapar dan haus yang harus dikendalikan selama bulan puasa. Tapi juga pengendalian diri dari rasa malas-malasan dan segala macam bentuk godaan.

6. Kolaborasi
Produktif dalam bekerja di bulan puasa tidak bisa dilakukan dengan sendirian. Perlu kolaborasi berbagai unit bahkan dengan pihak-pihak yang terkait.
7. Circle kebaikan
Lingkungan sekitar kita sering mempengaruhi. Jika kita ingin produktif dalam bekerja di bulan puasa maka carilah circle yang memiliki keinginan yang sama dan berusaha untuk mewujudkan. Jauhi crab mentality yang akan mempengaruhi kita.
Mari jadikan setiap bulan Ramadan sebagai momen untuk produktif dalam bekerja. Niatkan untuk produktif bekerja di bulan puasa sebagai wasilah beribadah kepada Allah SWT. (*)
