Tausiah Ramadan 2024
Islam Kaffah dan Meneladani Rasulullah SAW
Faqih Mansur Hidayat
Sabtu, 23 Maret 2024 11:10:00
MENARIK sekali memperbincangkan tentang Islam Kaffah, di mana banyak tafsir yang menyertainya. Konsep Islam Kaffah ini kita temukan dalam Al Qur'an Surat al Baqoroh (2) Ayat 208.
Bunyinya: Yaa Ayyuhalladzina Aamanuu Fissilmi Kaffah. ilaa akhirihi, yang artinya Hai orang orang yang beriman masuk-lah kalian semua ke dalam Islam secara kaffah/penuh.
Ayat diatas, diapresiasi banyak orang, pertama adalah makna formal yaitu masuk-lah Islam secara keseluruhan, dengan ”anggapan” bahwa Islam mengatur semua tata kehidupan. Kedua, memaknai Islam Kaffah sebagai "Islam Ideologi" yaitu keharusan berislam secara "totalitas". Tidak "dianggap kaffah" jika belum belum "menerapkan hukum islam".
Sedangkan makna ketiga adalah makna universal, yaitu perdamaian, dimana kata as-silm diartikan as shulh. Pertanyaanya adalah bagaimana ayat ini berkaitan dengan keteladanan Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW?
Jika kita hubungkan dengan perilaku Kanjeng Nabi Muhammad Rosulillah SAW, maka kita mencoba mengelaborasi ayat al Qur'an diatas dengan sabda Rasulullah SAW : al muslimu man salima al muslimuna min lisanihi wa yadihi.
Artinya, seorang muslim adalah dimana orang lain selamat dari lisan dan kekuasaannya, atau makna yang mudah dipahami adalah seorang muslim sejati atau sempurna adalah siapa saja yang lisan dan tangannya tidak melukai orang lain. (HR. Muttafaqun Alaihi)
Hadits diatas memberikan gambaran bahwa Islam adalah realitas ajaran "universal" untuk menciptakan "perdamaian" dunia. Dalam upaya memberikan kemaslahatan ummat manusia secara keseluruhan sebagai "titah" bahwa Islam adalah agama Rahmatal Lil'alamin yaitu memberi penyejuk, kasih sayang, rasa damai, aman, nyaman dan kebahagian bagi seluruh alam.
Olehnya, konteks Ayat Al Qur'an dengan Al Hadits di atas, memiliki sinergitas yang elok dan indah sebagai cerminan dari suri tauladan Kanjeng Nabi Muhammad Rasulillah SAW. Dimana beliau menginginkan bahwa seorang muslim yang sejati dan sempurna adalah setiap kehadirannya di mana pun dan kapan pun akan membuat orang orang disekitarnya merasa damai, aman, nyaman, tenang, tentram dan tidak terganggu oleh kekerasan ucapannya, tangannya, atau pun kekuasaannya.
Di bulan Ramadan ini, mari lah kita bersama sama "memproklamirkan" diri kita sebagai seorang muslim yang ramah santun dan menjadi uswatun hasanah bagi siapapun. Demi terciptanya masyarakat disekitar kita yang damai, aman, nyaman, tentram, cerah ceria dan bahagia.
Wallahu A'lam Bisshowab
Hisyam Zamroni
Sekretaris Pengurus Syu'biyyah Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al Mu'tabaroh an Nahdliyyah (JATMAN) Kab. Jepara sekaligus Wakil Ketua PCNU Kabupaten Jepara




