Satu hal yang paling dianjurkan untuk dilaksanakan umat Islam pada Hari Raya Idulfitri adalah melaksanakan salat Idulfitri atau salat Id yang dikerjakan sebanyak dua rakaat secara berjamaah.
Meski begitu, salat Id boleh dilakukan secara munfarid (sendiri) di rumah apabila terlambat datang ke lokasi salat Id berjamaah. Salat Id sendiri lebih baik daripada tidak sama sekali.
Di sela-sela takbir tersebut terdapat bacaan khusus. Ustadz Mahbib Khoiron menjelaskan secara rinci tata cara pelaksanaan salat Idulfitri lengkap dengan bacaannya dalam artikel berjudul 'Tata Cara Salat Idulfitri' yang dikutip Ahad (30/3/2025).
Hal serupa juga dapat dijumpai di kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î (juz I) karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji.
Murianews, Kudus – Pemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1446 atau Idulfitri jatuh pada Senin (31/3/2025). Hal ini berdasarkan hasil sidang isbat pemerintah melalui Kementerian Agama disampaikan pada Sabtu (29/3/2025).
Satu hal yang paling dianjurkan untuk dilaksanakan umat Islam pada Hari Raya Idulfitri adalah melaksanakan salat Idulfitri atau salat Id yang dikerjakan sebanyak dua rakaat secara berjamaah.
Meski begitu, salat Id boleh dilakukan secara munfarid (sendiri) di rumah apabila terlambat datang ke lokasi salat Id berjamaah. Salat Id sendiri lebih baik daripada tidak sama sekali.
Melansir NU Online, sebagaimana umumnya, salat Idulfitri diawali dengan niat. Hanya saja bedanya, ada tambahan 7 kali takbir pada rakaat pertama dan 5 kali takbir pada rakaat kedua.
Di sela-sela takbir tersebut terdapat bacaan khusus. Ustadz Mahbib Khoiron menjelaskan secara rinci tata cara pelaksanaan salat Idulfitri lengkap dengan bacaannya dalam artikel berjudul 'Tata Cara Salat Idulfitri' yang dikutip Ahad (30/3/2025).
Penjelasan salat Idulfitri ini secara merujuk pada kitab Fasalatan karya seorang pendiri NU, Syekh KHR Asnawi.
Hal serupa juga dapat dijumpai di kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î (juz I) karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji.
Niat Salat Id...
1. Niat Salat Id
Hal pertama yang perlu dilakukan dalam salat id adalah membaca niat. Kalau menjadi makmum ditambah lafal ma'muman, sedangkan saat menjadi imam ditambah bacaan imaaman.
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى
Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak'ataini (ma'mûman/imâman) lillahi ta'ala.
Artinya: ”Aku niat salat sunah Idulfitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Untuk diketahui, hukum pelafalan niat adalah sunah. Sementara yang wajib yaitu ada maksud secara sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang akan menunaikan salat sunah Idulfitri.
Sebelumnya salat dimulai tanpa azan dan iqamah (karena tidak disunahkan), melainkan cukup dengan menyeru ”ash-shalâtu jâmi‘ah”.
2. Takbiratul Ihram
Sebagaimana salat biasa, salat Id juga terdapat takbiratul ihram. Usai membaca doa iftitah, disunahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama. Di sela-sela tiap takbir itu dianjurkan membaca:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allahu akbar kabira, wal hamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila
Artinya: ”Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
Atau membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar
Artinya: ”Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
Mendengarkan Khotbah...
3. Membaca Al-Fatihah
Setelah selesai membaca iftitah dan melakukan takbir sebanyak tujuh kali, wajib membaca surat Al-Fatihah.
Lalu dianjurkan membaca surat Al-A'la. Berlanjut ke ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa.
4. Rakaat Kedua
Di dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, disunahkan takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan allâhu akbar seperti rakaat sebelumnya.
Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua. Kemudian baca Surat al-Fatihah, lalu Surat al-Ghâsyiyah. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
Untuk diketahui, hukum takbir tambahan (lima kali pada pada rakaat kedua atau tujuh kali pada rakaat pertama) adalah sunah, sehingga tidak sampai menggugurkan keabsahan salat Id apabila terjadi kelupaan mengerjakannya.
5. Mendengar Khotbah
Setelah salat selesai dengan diakhiri gerakan salam, jamaah tidak disarankan buru-buru pulang, tetapi perlu mendengarkan khotbah Idulfitri sampai selesai. Kecuali bila salat id ditunaikan tidak secara berjamaah.
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah dalam sebuah hadis: ”Sunah seorang Imam berkhotbah dua kali pada salat hari raya (Idulfitri dan Iduladha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i).
Untuk khatib, disunahkan memulai khotbah pertama dengan takbir sembilan kali dan khotbah kedua dengan takbir tujuh kali.
