Hanya saja Rasulullah SAW tidak menjelaskan secara pasti kapan terjadi Lailatul Qadar. Tujuan dari perahasiaan kedatangan malam ini adalah agar umat Islam selalu beribadah dan memperbanyak amal saleh sembari berharap bertemu Lailatul Qadar.
Pendapat yang paling kuat mengatakan malam agung ini terjadi pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan. Tak heran, sejumlah umat muslim pun memotivasi kembali semangat ibadahnya pada waktu-waktu tersebut.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَكْمَلَ لَنَا الدِّيْنَ وَتَمَّمَ عَلَيْنَا النِّعْمَةَ وَجَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ مَوْسِمًا لِلْخَيْرَاتِ وَأَيَّامَهُ مِضْمَارًا لِلصَّالِحَاتِ، نَحْمَدُهُ تَعَالَى حَمْدًا كَثِيرًا وَنَشْكُرُهُ شُكْرًا جَمِيلًا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَاتَّقُوْهُ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَرَاقِبُوْهُ فِي السِّرِّ وَالعَلَانِيَةِ، فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ.
Segala puji dan syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan berbagai macam nikmat berserta karunia-Nya kepada kita semua.
Murianews, Kudus – Salah satu keistimewaan dan keutamaan Ramadan adalah di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar. Malam ini ditunggu-tunggu oleh setiap umat Islam.
Hanya saja Rasulullah SAW tidak menjelaskan secara pasti kapan terjadi Lailatul Qadar. Tujuan dari perahasiaan kedatangan malam ini adalah agar umat Islam selalu beribadah dan memperbanyak amal saleh sembari berharap bertemu Lailatul Qadar.
Pendapat yang paling kuat mengatakan malam agung ini terjadi pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan. Tak heran, sejumlah umat muslim pun memotivasi kembali semangat ibadahnya pada waktu-waktu tersebut.
Melansir NU Online, Jumat (21/3/2025), siapa saja yang beruntung dapat bertemu dan beramal ibadah di waktu tersebut, maka ia akan memperoleh pahala atas amaliahnya lebih baik dibandingkan dengan melakukan perbuatan yang sama selama 1.000 bulan di waktu yang berbeda.
Khotbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَكْمَلَ لَنَا الدِّيْنَ وَتَمَّمَ عَلَيْنَا النِّعْمَةَ وَجَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ مَوْسِمًا لِلْخَيْرَاتِ وَأَيَّامَهُ مِضْمَارًا لِلصَّالِحَاتِ، نَحْمَدُهُ تَعَالَى حَمْدًا كَثِيرًا وَنَشْكُرُهُ شُكْرًا جَمِيلًا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَاتَّقُوْهُ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَرَاقِبُوْهُ فِي السِّرِّ وَالعَلَانِيَةِ، فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ.
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Segala puji dan syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan berbagai macam nikmat berserta karunia-Nya kepada kita semua.
Hidup di Dunia...
Selawat teriring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw, para sahabat, tabi’in dan seluruh generasi penerus mereka hingga saat ini.
Khatib berpesan bagi diri sendiri dan jamaah, mari bersama-sama kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa serta jangan sampai kita meninggal dunia kecuali dalam keadaan muslim.
Dalam Al-Qur’an diterangkan:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (Surat Ali Imran ayat 102).
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Hidup di dunia ini diibaratkan sebagai sebuah arena perlombaan. Setiap manusia pasti ikut menjadi peserta kompetisi, namun dengan cabang yang berbeda-beda.
Ada yang berlomba-lomba dalam mengejar jabatan, harta, tahta, kesenangan duniawi dan lain sebagainya. Selain itu ada juga yang berpartisipasi dalam lomba mengerjakan amal kebaikan dengan sebanyak-banyaknya.
Perlombaan dalam kebaikan inilah yang paling bermanfaat dan dianjurkan dalam Islam. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
فَاسْتَبِقُوْا الْخَيْرٰتِۗ
Artinya: ”Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan.” (Surat Al-Baqarah ayat 148).
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Setiap tahun para ulama, penceramah dan guru-guru kita selalu mengingatkan betapa dahsyatnya keutamaan yang dimiliki oleh Lailatul Qadar.
Suatu malam yang apabila kita beribadah di dalamnya lebih baik dibandingkan dengan beribadah selama seribu bulan di waktu yang lain dan padanya pula diturunkan kitab suci Al-Qur’an.
Tentu saja betapa ruginya kita jika menyia-nyiakan kesempatan emas di sepuluh hari terakhir bulan suci ini, dengan tidak memanfaatkannya untuk mencari berkah Lailatul Qadar melalui optimalisasi diri serta berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan. Apalagi dengan pahala yang berlipat ganda.
Rasulullah saw saja apabila bertemu dengan sepuluh hari terakhir pada bulan suci Ramadhan, maka beliau akan meningkatkan semangat dan intensitas ibadahnya. Sebagaimana hal ini disampaikan oleh Aisyah ra dalam sebuah hadis:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Artinya: ”Dari Aisyah ra, ia berkata: “Nabi Muhammad saw apabila memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, maka beliau mengencangkan ikatan sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR Al-Bukhari).
Melaksanakan Salat Malam...
Mazharuddin Az-Zaidani dalam kitab Al-Mafatih fi Syarhil Mashabih, jilid 1, halaman 55, menjelaskan, makna dari ‘mengencangkan ikatan sarungnya’ dalam penggalan hadis ialah perumpamaan yang menggambarkan kesungguhan Nabi Muhammad saw yang hendak melakukan perkara ibadah.
Selain itu, mengencangkan sarung juga diibaratkan sebagai simbol untuk meninggalkan kegiatan hubungan intim bersama istri.
Az-Zaidani juga merincikan bahwa yang dimaksud dalam ‘membangunkan keluarganya’ pada hadis tersebut ialah Nabi Muhammad saw mengajak keluarganya untuk melakukan ibadah dan mencari Lailatul Qadar dalam 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Menambahkan penjelasan dari Az-Zaidani, Syamsuddin Al-Birmawi dalam kitab Al-Lami’us Shabih bi Syarhil Jami’ As-Shahih, jilid 6, halaman 491, menyebutkan, ‘menghidupkan malam’ dalam hadis tersebut maksudnya adalah Nabi Muhammad saw meninggalkan tidur malam, membangunkan dirinya untuk melaksanakan salat malam yang dibarengi dengan ketaatan lain.
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Selain mengencangkan ikatan sarung, menghidupkan malam-malam dan membangunkan segenap keluarganya, Nabi Muhammad Saw juga menampilkan semangat yang berbeda ketika mendapati sepuluh hari terakhir di bulan suci Ramadan.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah ra disebutkan:
قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
Artinya: ”Aisyah ra berkata: “Rasulullah saw bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir (bulan Ramadhan) yang tidak pernah beliau lakukan di waktu lain.” (HR Muslim).
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Berlomba-lomba dalam kebaikan di 10 hari terakhir bulan Ramadan hendaklah diwujudkan dengan memperbanyak amal ibadah, berbagi kepada sesama, meningkatkan intensitas dzikir kepada Allah dan mengajak seluruh anggota keluarga.
Sebagaimana hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw.
Dalam 10 hari terakhir bulan suci Ramadan ini juga kita dianjurkan memperbanyak berdoa kepada Allah swt untuk memohon ampun atas kesalahan yang diperbuat.
Salah satu doa yang dianjurkan oleh Rasulullah saw untuk menghiasi ibadah kita ialah sebagaimana yang tercantum dalam hadis:
اَللّٰهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Artinya: ”Ya Allah, engkau adalah maha pengampun. Maka ampunilah aku.”
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khotbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَّ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللّٰهِ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
