Murianews, Kudus – Selain puasa Tasu’a dan Asyura, ada beberapa puasa sunah yang tak boleh dilewatkan di bulan Muharam 1446 Hijiriah.
Puasa Tasu’a diketahui, puasa sunah yang dikerjakan pada hari kesembilan bulan Muharam. Puasa ini diajarkan Nabi Muhammad SAW untuk membedakan puasanya umat Yahudi yang berpuasa di hari kesepuluh Muharam atau Asyura.
’’Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ’Jika demikian, Insya Allah tahun depan kita berpuasa (juga) pada hari yang kesembilan’. Namun, sebelum tahun berikutnya tiba, Rasulullah saw telah wafat.’’ (HR Muslim dan Abu Dawud).
Ada pun puasa Asyura, dikerjakan pada hari kesepuluh bulan Muharam atau 10 Muharam. Puasa ini disebutkan sebagai wujud syukur Nabi Musa dan kaumnya pada Allah SWT yang telah menyelamatkannya dari kejaran Firaun.
Nabi Muhammad kemudian mengajak umatnya untuk berpuasa di hari Asyura. Ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan Bukhari:
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, kemudian beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya: ’Apa ini?’ Mereka menjawab: ’Sebuah hari yang baik, ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur’. Maka Rasulullah menjawab: ’Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu’.’’
Rasulullah sendiri tidak mewajibkan umat Islam berpuasa di hari Asyura. Itu sebagaimana hadis di Muttafaq ‘alaih.
’’Barang siapa yang ingin melakukan puasa Asyura silakan, dan barang siapa yang tidak ingin melakukannya silakan berbuka.’’ (Hadis muttafaq ‘alaih).
Selain puasa Tasu’a dan Asyura, ada puasa sunah lain yang dapat dikerjakan di bulan Muharam. Yakni, puasa Senin-Kamis dan puasa yaumul bidh (atau puasa tengah bulan).
Berikut jadwal puasa sunah di bulan Muharam:




