Punya Utang Puasa? Ini Doa Niat Puasa Ganti
Zulkifli Fahmi
Sabtu, 13 Januari 2024 14:08:00
Murianews, Kudus – Sebanyak 58 hari lagi umat Islam akan menjalani ibadah puasa Ramadan. Namun sebelum itu, bagi umat Islam yang masih memiliki utang puasa saat Ramadan tahun lalu dianjurkan untuk mengqadhanya.
Utang puasa terjadi karena meninggalkan puasa Ramadan dengan alasan sakit, haid, nifas, maupun hal-hal yang membatalkan puasa. Membayar utang puasa wajib hukumnya, baik dengan mengqadha maupun membayar fidyah. Ini sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 185:
وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Wa man kaana mareezan aw ‘alaa safarin fa ‘iddatun min ayyaamin ukhar, yuriidullaahu bikumul-yusra wa laa yuriidu bikumul-‘usr, walitukmilul-‘iddata walitukabbirullaaha ‘alaa maa hadaakum wa la’allakum tashkurun.
Artinya: ”Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesulitan bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (hari berpuasa), dan hendaklah kamu mengagungkan Allah karena telah memberi petunjuk kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa mengganti puasa ramadhan dapat dilakukan secara terpisah atau tidak berurutan:
قَضَاءُرَمَضَانَإنْشَاءَفَرَّقَوَإنْشَاءَتَابَعَ
Qadha’ ramadana insha’a farraqa wa insha’a taba’a.
Artinya: ”Qadha puasa Ramadhan itu jika ia berkehendak maka boleh melakukannya secara terpisah. Dan, jika ia berkehendak maka ia boleh juga melakukan secara berurutan.” (HR. Daruquthni).
Adapun aturan mengganti puasa Ramadan mengharuskan untuk menetapkan niat puasa qadha pada malam hari. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’-nya sebagai berikut:
ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.
Artinya: ”Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, "Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya." Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits,” (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II).
Adapun berikut ini adalah lafal niat qadha puasa Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: ”Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT.”
Untuk membayar utang puasa, atau melangsungkan puasa qadha Ramadan, umat Islam bisa menjalaninya dengan puasa sunnah. Seperti puasa Rajab atau puasa Senin-Kamis yang bisa dilaksanakan sekaligus dengan puasa qadha Ramadan.
Demikian ketentuan dan lafal niat puasa qadha atau ganti Ramadan. Semoga Allah menerima uzur dan qadha puasa Ramadan bagi yang menunaikannya.
Murianews, Kudus – Sebanyak 58 hari lagi umat Islam akan menjalani ibadah puasa Ramadan. Namun sebelum itu, bagi umat Islam yang masih memiliki utang puasa saat Ramadan tahun lalu dianjurkan untuk mengqadhanya.
Utang puasa terjadi karena meninggalkan puasa Ramadan dengan alasan sakit, haid, nifas, maupun hal-hal yang membatalkan puasa. Membayar utang puasa wajib hukumnya, baik dengan mengqadha maupun membayar fidyah. Ini sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat 185:
وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Wa man kaana mareezan aw ‘alaa safarin fa ‘iddatun min ayyaamin ukhar, yuriidullaahu bikumul-yusra wa laa yuriidu bikumul-‘usr, walitukmilul-‘iddata walitukabbirullaaha ‘alaa maa hadaakum wa la’allakum tashkurun.
Artinya: ”Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesulitan bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (hari berpuasa), dan hendaklah kamu mengagungkan Allah karena telah memberi petunjuk kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa mengganti puasa ramadhan dapat dilakukan secara terpisah atau tidak berurutan:
قَضَاءُرَمَضَانَإنْشَاءَفَرَّقَوَإنْشَاءَتَابَعَ
Qadha’ ramadana insha’a farraqa wa insha’a taba’a.
Artinya: ”Qadha puasa Ramadhan itu jika ia berkehendak maka boleh melakukannya secara terpisah. Dan, jika ia berkehendak maka ia boleh juga melakukan secara berurutan.” (HR. Daruquthni).
Adapun aturan mengganti puasa Ramadan mengharuskan untuk menetapkan niat puasa qadha pada malam hari. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’-nya sebagai berikut:
ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.
Artinya: ”Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, "Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya." Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits,” (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II).
Adapun berikut ini adalah lafal niat qadha puasa Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: ”Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT.”
Untuk membayar utang puasa, atau melangsungkan puasa qadha Ramadan, umat Islam bisa menjalaninya dengan puasa sunnah. Seperti puasa Rajab atau puasa Senin-Kamis yang bisa dilaksanakan sekaligus dengan puasa qadha Ramadan.
Demikian ketentuan dan lafal niat puasa qadha atau ganti Ramadan. Semoga Allah menerima uzur dan qadha puasa Ramadan bagi yang menunaikannya.