Menggali lebih dalam bagaimana Islam sebagai pemberi rahmat bagi sekalian alam dapat kita baca ulang bagaimana makna dari Surat Al Anbiya’ ayat 107.
Ayat tersebut memiliki arti kurang lebih seperti ini: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”.
Dari ayat ini kita bisa mendapatkan pesan jika Rasullullah Muhammad SAW, nabi akhir zaman menjadi utusan Allah untuk memberikan rahmat bagi sekalian alam.
Dalam konteks kekinian, Islam sebagai pemberi rahmat bagi sekalian alam dapat kita lihat dalam kehidupan nyata.
Di Kabupaten Kudus misalnya, Ormas Muhammadiyah saat Covid-19 sangat aktif membantu masyarakat tanpa melihat suku, ras dan agama. Termasuk dalam membantu menguburkan jenazah non muslim.
Demikian halnya puluhan lembaga pendidikan di kawasan Indonesia timur milik Muhammadiyah yang sampai hari ini turut serta mencerdaskan putra-putri terbaik bangsa Indonesia meskipun berlainan agama.
ISLAM sebagai agama rahmat sekalian alam adalah sebuah keniscayaan. Bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari akrab sekali dengan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, Maha Kuasa dan selalu disembah oleh umat Islam di seluruh dunia.
Menggali lebih dalam bagaimana Islam sebagai pemberi rahmat bagi sekalian alam dapat kita baca ulang bagaimana makna dari Surat Al Anbiya’ ayat 107.
Ayat tersebut memiliki arti kurang lebih seperti ini: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”.
Dari ayat ini kita bisa mendapatkan pesan jika Rasullullah Muhammad SAW, nabi akhir zaman menjadi utusan Allah untuk memberikan rahmat bagi sekalian alam.
Dalam konteks kekinian, Islam sebagai pemberi rahmat bagi sekalian alam dapat kita lihat dalam kehidupan nyata.
Misalnya bagaimana organisasi masa Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, dua ormas Islam tertua dan terbesar di Indonesia menjalankan misi-misi kemanusiaan.
Di Kabupaten Kudus misalnya, Ormas Muhammadiyah saat Covid-19 sangat aktif membantu masyarakat tanpa melihat suku, ras dan agama. Termasuk dalam membantu menguburkan jenazah non muslim.
Demikian halnya puluhan lembaga pendidikan di kawasan Indonesia timur milik Muhammadiyah yang sampai hari ini turut serta mencerdaskan putra-putri terbaik bangsa Indonesia meskipun berlainan agama.

Pun demikian dengan Ormas Nahdlatul Ulama, tentu kita masih ingat dengan nama Riyanto, banser yang meninggal menjadi korban dari peledekan Gereja Eben Haezer di Mojokerto dari percobaan peledakan pada malam 24 Desember 2000.
Kedua Ormas ini sudah tidak perlu diragukan lagi dalam hal toleransi, moderasi beragama dan kerukunan beragama.
Di tengah masalah toleransi dan kekerasan, ada persoalan lain tak kalah pelik yang terus menunggu bagaimana peran agama Islam, khususnya Islam di Indonesia. Salah satunya terkait perubahan iklim yang semakin cepat dan drastis.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mencatat, sepanjang periode tahun 1981 hingga 2024 di Indonesia, Tahun 2024 menempati urutan pertama tahun terpanas dengan nilai anomali mencapai 0.8 °C.
Catatan ini merupakan capaian terpanas dalam sejarah Indonesia. Selain masalah perubahan iklim, masalah-masalah lain juga menjadi ancaman bagi Bangsa Indonesia.
Seperti semakin rendahnya tingkat literasi, masalah kesehatan mental, kemiskinan, diskriminasi terhadap kelompok rentan serta perkembangan digital yang juga menjadi ancaman ketika tidak diantisipasi dengan tepat.
Melihat parade masalah yang disajikan di atas, sudah saatnya seluruh warga Muslim di Indonesia melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya.
Pertama, melakukan berbagai inovasi-inovasi berbasiskan ayat-ayat Alquran dan Sunah untuk mengatasi masalah umat. Misalnya penemuan-penemua generasi muslim terkait mobil ramah lingkungan, pendingin ruangan ramah lingkungan dan teknologi-teknologi terbaru yang murah dan ramah lingkungan.
Kedua, terus menyuarakan dan mencari solusi bersama atas masalah-masalah yang dihadapi umat. Bagaimana umat terpinggirkan harus benar-benar kita utamakan sebagaimana Rosullullah ajarkan.
Dengan demikian maka implementasi Islam sebagai agama pemberi rahmat bagi sekalian alam benar-benar dapat kita rasakan. (*)
