Rabu, 19 November 2025

Pun demikian dengan Ormas Nahdlatul Ulama, tentu kita masih ingat dengan nama Riyanto, banser yang meninggal menjadi korban dari peledekan Gereja Eben Haezer di Mojokerto dari percobaan peledakan pada malam 24 Desember 2000. 

Kedua Ormas ini sudah tidak perlu diragukan lagi dalam hal toleransi, moderasi beragama dan kerukunan beragama.

Di tengah masalah toleransi dan kekerasan, ada persoalan lain tak kalah pelik yang  terus menunggu bagaimana peran agama Islam, khususnya Islam di Indonesia. Salah satunya terkait perubahan iklim yang semakin cepat dan drastis.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mencatat, sepanjang periode  tahun 1981 hingga 2024 di Indonesia, Tahun 2024 menempati urutan pertama tahun terpanas dengan nilai anomali mencapai  0.8 °C.

Catatan ini merupakan capaian terpanas dalam sejarah Indonesia. Selain masalah perubahan iklim, masalah-masalah lain juga menjadi ancaman bagi Bangsa Indonesia.

Seperti semakin rendahnya tingkat literasi, masalah kesehatan mental, kemiskinan, diskriminasi terhadap kelompok rentan serta perkembangan digital yang juga menjadi ancaman ketika tidak diantisipasi dengan tepat.

Melihat parade masalah yang disajikan di atas, sudah saatnya seluruh warga Muslim di Indonesia melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. 

Pertama, melakukan berbagai inovasi-inovasi berbasiskan ayat-ayat Alquran dan Sunah untuk mengatasi masalah umat. Misalnya penemuan-penemua generasi muslim terkait mobil ramah lingkungan, pendingin ruangan ramah lingkungan dan teknologi-teknologi terbaru yang murah dan ramah lingkungan.

Kedua, terus menyuarakan dan mencari solusi bersama atas masalah-masalah yang dihadapi umat. Bagaimana umat terpinggirkan harus benar-benar kita utamakan sebagaimana Rosullullah ajarkan.

Dengan demikian maka implementasi Islam sebagai agama pemberi rahmat bagi sekalian alam benar-benar dapat kita rasakan. (*)

Komentar

Terpopuler