Kamis, 20 November 2025

Sebaliknya, perbedaan tersebut adalah bagian dari keragaman yang dianugerahkan oleh Allah SWT, dan harus dipahami sebagai sebuah rahmat yang memperkaya umat Islam dalam menjalankan ajaran agama.

Dengan demikian, perbedaan dalam ibadah, baik itu dalam hal waktu imsak, cara menentukan awal Ramadan, atau jumlah rakaat tarawih, seharusnya tidak menjadi pemicu konflik, melainkan menjadi sumber saling memahami dan menghormati.

Dalam kehidupan beragama, kadang kita melihat perbedaan ini menjadi pemicu perpecahan, tetapi Ramadan mengajarkan kita untuk bersikap bijaksana dan moderat dalam menghadapi perbedaan tersebut.

Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, umat Islam harus bisa hidup berdampingan dalam keberagaman, menghargai satu sama lain, dan tidak memaksakan pendapat atau cara ibadah tertentu.

Dalam semangat Ramadan, yang penuh dengan ampunan dan kasih sayang, kita diingatkan untuk bersikap toleran terhadap sesama, serta menyadari bahwa perbedaan dalam ibadah menjadikan kita semakin bijaksana dalam menjalani kehidupan beragama.

Dengan demikian, bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk menanamkan sikap toleransi dalam menjalankan ibadah.

Kita harus belajar untuk tidak hanya menghormati perbedaan, tetapi juga menghargai keberagaman sebagai anugerah yang menyatukan umat Islam dalam sebuah tujuan yang sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam hal ini, Ramadan bukan hanya menjadi ajang untuk memperbaiki diri secara spiritual, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat rasa persaudaraan antar sesama umat, baik dalam internal umat Islam maupun dalam hubungan dengan umat beragama lain.

Komentar

Terpopuler