Kamis, 15 Mei 2025

Murianews, Kudus – Pada bulan Syawal ada anjuran pada umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa sunah. Yakni, puasa enam hari di bulan Syawal yang memiliki banyak keutamaan.

Meski demikian, pada saat menjalankan puasa Syawal terkadang menemui kendala. Di mana, pada saat puasa ini terkadang kita juga masih melakukan silaturahmi Lebaran ke sanak saudara.

Nah, selama anjangsana ke kerabat dan sahabat, terkadang harus berhadapan dengan tuan rumah yang menyuguhkan aneka makanan dan minuman. Dengan demikian, rencana puasa bisa menjadi batal.

Melansir dari NU Online Jatim, kesunahan puasa Syawal didasarkan pada riwayat dari Rasulullah SAW:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ اَلدَّهْرِ

Artinya: ”Siapa saja yang berpuasa di bulan Ramadan kemudian menyusulnya dengan puasa enam hari dari bulan Syawal, maka seperti puasa setahun penuh. (HR Muslim).

Lalu sebaiknya bagaimana sikap ideal yang terbaik untuk diambil, tetap berpuasa atau membatalkannya?

Dalam kondisi seperti ini, menarik sekali pilihan sikap yang diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW. Yaitu, ketika ada sebagian sahabat yang bersikukuh puasa sunah di tengah jamuan makanan dengan bersabda:

Membatalkan Puasa... 

  • 1
  • 2

Komentar

Religi Terkini

Terpopuler