Hanya saja Rasulullah SAW tidak menjelaskan secara pasti kapan terjadi Lailatul Qadar. Tujuan dari perahasiaan kedatangan malam ini adalah agar umat Islam selalu beribadah dan memperbanyak amal saleh sembari berharap bertemu Lailatul Qadar.
Begitulah cara Allah SWT mengistimewakan malam ini. Akan tetapi, tidak ada satupun yang mengetahui kapan waktu pasti kehadirannya.
Kepastiannya dirahasiakan oleh Yang Maha Kuasa. Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan bahwa Lailatul Qadar datang pada sepuluh hari akhir Ramadan. Karenanya, Beliau SAW memperbanyak ibadah dan amal saleh pada malam tersebut.
‘Aisyah mengatakan, ”Saat memasuki sepuluh akhir Ramadan, Rasulullah SAW fokus beribadah, memperbanyak ibadah di malam hari, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah,” (HR Al-Bukhari).
ويطلب ليلة القدر في جميع شهر رمضان وفي العشر الأخير أكثر وفي ليالي الوتر أكثر وأرجاها ليلة الحادي والعشرين والثالث والعشرين ويستحب أن يكون دعاؤه فيها اللهم انك عفو تحب العفو فاعف عني
Murianews, Kudus – Salah satu keistimewaan dan keutamaan yang ada di bulan Ramadan adalah di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar. Malam ini ditunggu-tunggu oleh setiap umat Islam.
Hanya saja Rasulullah SAW tidak menjelaskan secara pasti kapan terjadi Lailatul Qadar. Tujuan dari perahasiaan kedatangan malam ini adalah agar umat Islam selalu beribadah dan memperbanyak amal saleh sembari berharap bertemu Lailatul Qadar.
Melansir NU Online, Sabtu (22/3/2022), kehadiran Lailatul Qadar ditunggu siapapun. Ia merupakan malam penuh berkah dan kemuliaan. Beribadah pada malam tersebut dianggap lebih baik ketimbang beribadah di bulan lain, sekalipun selama seribu bulan.
Begitulah cara Allah SWT mengistimewakan malam ini. Akan tetapi, tidak ada satupun yang mengetahui kapan waktu pasti kehadirannya.
Kepastiannya dirahasiakan oleh Yang Maha Kuasa. Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan bahwa Lailatul Qadar datang pada sepuluh hari akhir Ramadan. Karenanya, Beliau SAW memperbanyak ibadah dan amal saleh pada malam tersebut.
‘Aisyah mengatakan, ”Saat memasuki sepuluh akhir Ramadan, Rasulullah SAW fokus beribadah, memperbanyak ibadah di malam hari, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah,” (HR Al-Bukhari).
Hadis ini dijadikan Ibnu Bathal sebagai landasan bahwa Lailatul Qadar terdapat pada sepuluh akhir Ramadan. Sementara Abu Ishaq al-Syirazi, dalam kitabnya At-Tanbih menuliskannya sebagai berikut,
ويطلب ليلة القدر في جميع شهر رمضان وفي العشر الأخير أكثر وفي ليالي الوتر أكثر وأرجاها ليلة الحادي والعشرين والثالث والعشرين ويستحب أن يكون دعاؤه فيها اللهم انك عفو تحب العفو فاعف عني
Doa...
Artinya, ”Dianjurkan mencari Lailatul Qadar di setiap malam Ramadan, terutama malam sepuluh akhir dan malam ganjil. Lailatul Qadar paling sering diharapkan terjadi pada malam 21 dan 23.
Saat malam Lailatul Qadar disunahkan membaca doa:
”Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’
Artinya: ”Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku.”
Kebanyakan ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadar terdapat pada sepuluh akhir Ramadan, terutama pada malam ganjil. Hal itu bukan berati Lailatul Qadar tidak terjadi pada malam genap atau sebelum sepuluh terakhir.
Sangat mungkin Lailatul Qadar hadir di malam genap dan sebelum sepuluh terakhir.
Maka dari itu, usahakan beribadah sebanyak mungkin dari awal Ramadan hingga akhir Ramadan. Bisa jadi satu dari sekian banyak ibadah yang kita kerjakan bertepatan dengan malam penuh kemuliaan itu.
Dalam hadis riwayat Ahmad disebutkan, “Siapa yang mendirikan (memperbanyak ibadah) pada malam Lailatul Qadar atas dasar keimanan dan keikhlasan, maka dosanya diampuni, baik yang berlalu maupun yang akan datang.”
Doa...
Hadis ini mengisyaratkan kita untuk terus-menerus dan menjaga konsistensi ibadah di bulan Ramadan karena kita tidak tahu kapan datangnya Lailatul Qadar.
‘Aisyah RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, andaikan aku bertemu Lailatul Qadar, doa apa yang bagus dibaca? Rasul menjawab, ‘Allâhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî,’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku),” (HR Ibnu Majah).
Lagi-lagi kita tidak tahu waktu pasti terjadinya Lailatul Qadar. Untuk itu doa yang diajarkan Rasul ini sangat baik untuk dibaca pada terutama sepuluh malam terakhir Ramadan. Wallahu a’lam.
