Rabu, 19 November 2025

Berbeda jika sudah ditentukan malam tanggal sekian. Pasti kesungguhan ibadahnya hanya malam itu saja. (Lihat Fathul Bari, juz 5, hal. 155).

Dalam penjelasan lain, Syekh Nidzamuddin an-Nasibasuri dalam tafsirnya, Graraib al-Qur’an wa Raghaib al-Furqan, sebagai berikut,

 الحكمة في إخفاء ليلة القدر في الليالي كالحكمة في إخفاء وقت الوفاة ويوم القيامة حتى يرغب المكلف في   الطاعات ويزيد في الاجتهاد ولا يتغافل ولا يتكاسل ولا يتكل.

Artinya: ”Hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar di antara malam-malam bulan Ramadan adalah seperti dirahasiakannya kematian dan hari kiamat. Sehingga manusia dengan penuh suka cita menjalankan ibadah, lebih bersungguh-sungguh, tidak lalai, dan tidak bermalas-malasan.” (lihat Graraib al-Qur’an wa Raghaib al-Furqan, juz 6, hal 537).

Setelah mengetahui hikmah besar dirahasiakannya malam Lailatul Qadar, pertanyaan berikutnya adalah, sudah sejauh mana kesungguhan ibadah kita selama ini di bulan Ramadan?

Mungkinkah kita meraih malam agung itu dengan kualitas ibadah yang biasa-biasa saja selama ini?

Mari manfaatkan sisa Ramadan untuk lebih sungguh-sungguh beribadah dan meraih malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Komentar