Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Haid atau menstruasi dialami oleh perempuan yang menginjak dewasa. Saat haid, seorang muslimah dibebaskan dari kewajiban salat dan dilarang menyentuh mushaf Alquran.

Alquran menyebut haid sebagai adza, yaitu sesuatu yang menimbulkan rasa sakit tapi bukan penyakit.

Meski seorang muslimah tidak diperbolehkan memegang mushaf Alquran dan salat, namun ada sejumlah ibadah yang tetap bisa dilakukan.

Berikut Murianews.com merangkum jenis amalan atau ibadah yang bisa dilakukan perempuan haid yang dikutip dari laman MUI:

  1. Perbanyak Zikir dan Selawat

Melantunkan selawat dan zikir bukanlah larangan saat perempuan dalam kondisi haid. Dengan memperbanyak zikir dan selawat justru akan mendapat ketenangan jiwa dan memperbanyak pahala.

Perempuan bisa mengamalkan sebanyak-banyaknya kalimat thayyibah seperti tahmid, tasbih, takbir, dan lainnya sebagi amalan pengganti shalat.

Hadis Riwat Muslim menyebut jika Nabi Muhammad SAW menganjurkan bertasbih sebanyak 100 kali, maka akan ditulislah untuknya 1.000 kebaikan atau dihapus darinya 1.000 kesalahan.

  1. Murajaah atau Pengulangan Hafalan Alquran

Saat perempuan sedang haid, yang diharamkan adalah menyentuh dan membawa mushaf Alquran. Meski demikian, perempuan yang haid tidak diharamkan untuk membaca Alquran.

Perempuan tetap bisa mendapat pahala membaca Alquran dengan melakukan murajaah hafalan atau membaca Alquran terjemah sebagai pengganti amalan membaca Alquran.

  1. Istiqamah Istighfar

Istighfar merupakan serangkaian amalan yang juga mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Haid tidak menjadikan halangan bagi perempuan untuk terus mengamalkan istighfar.

Dalam haditsnya, Rasulullah SAW menjelaskan tiga keutamaan bagi seseorang yang istiqamah dalam membaca istighfar. Yakni Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesulitan, Allah akan memberinya kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan Allah akan memberi rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka.

  1. Menjaga Kebersihan

Banyak perempun yang masih lalai dalam menjaga kebersihan tubuhnya selama masa haid. Bahkan beberapa perempuan sampai enggan untuk menyisir rambutnya atau tidak memotong kukunya dengan alasan haram. Padahal semuanya hanyalah mitos belaka. Islam justru mengajarkan kita untuk selalu menjaga kebersihan dalam kondisi apapun.

Anggota Komisi Fatwa MUI KH DR Fatihun Nada mengatakan, empat hal ini menjadi solusi bagi wanita haid agar bisa lebih meningkatkan nilai spiritual keagamaan.

”Oleh karena itu, wanita haid tidak berarti penurunan Iman karena keterbatasan beberapa ibadah, tetapi justru menjadi peluang peningkatan iman,” terangnya.

Komentar

Terpopuler