Dalam islam sendiri, menafsirkan mimpi diperbolehkan. Bahkan, tafsir mimpi menjadi salah satu bagian dari ilmu syariat.
Menurut Ustaz M Ali Zainal Abidin, Pengajar Ponpes Annuriyyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember, Jawa Timur, tafsir memipi termasuk disiplin pengetahuan yang paling sulit dipelajari ketimbang ilmu lainnya.
Sebab, mimpi merupakan salah satu bagian dari wahyu kenabian, sehingga tak semua mimpi bisa ditafsirkan. Selain itu, tak semua orang bisa sembarangan menafsirkan arti dari sebuah mimpi.
Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad mengelompokkan mimpin menjadi tiga bagian, yakni mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah.
Kemudian, mimpi karena bawaan pikiran seseorang ketika tidur, dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan.
Di hadis itu bahkan, Rasulullah memperingatkan agar seseorang yang bermimpi sesuatu yang tak disenangi hendaknya tidak diceritakan pada siapapun dan segera mendirikan salat.
Murianews, Kudus – Mimpi menjadi hal yang lumprah terjadi pada siapapun. Baik, itu mimpi buruk maupun mimpi baik.
Dalam islam sendiri, menafsirkan mimpi diperbolehkan. Bahkan, tafsir mimpi menjadi salah satu bagian dari ilmu syariat.
Menurut Ustaz M Ali Zainal Abidin, Pengajar Ponpes Annuriyyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember, Jawa Timur, tafsir memipi termasuk disiplin pengetahuan yang paling sulit dipelajari ketimbang ilmu lainnya.
Sebab, mimpi merupakan salah satu bagian dari wahyu kenabian, sehingga tak semua mimpi bisa ditafsirkan. Selain itu, tak semua orang bisa sembarangan menafsirkan arti dari sebuah mimpi.
Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad mengelompokkan mimpin menjadi tiga bagian, yakni mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah.
Kemudian, mimpi karena bawaan pikiran seseorang ketika tidur, dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan.
Di hadis itu bahkan, Rasulullah memperingatkan agar seseorang yang bermimpi sesuatu yang tak disenangi hendaknya tidak diceritakan pada siapapun dan segera mendirikan salat.
Tak Semuanya Jadi Petunjuk...
Dengan begitu, tak semua mimpi dapat dijadikan sebagai petunjuk. Sebab, ada kemungkinan mimpi itu bukan berasal dari petunjuk Allah, melainkan bisikan setan.
Atau bahkan, karena tersibuknya seseorang memikirkan sesuatu objek tertentu sehingga objek itu terbawa dalam mimpinya.
Ustaz Ali Zainal Abidin menegaskan, mimpi yang dapat dijadikan pijakan merupakan yang benar-benar datang dari petunjuk Allah.
Dalam Alquran dijelaskan di Surat Yunus ayat 64 yang artinya sebagai berikut:
’’Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan dunia dan di akhirat’’.
Makna ’’berita gembira’’ di ayat itu merupakan mimpi baik yang dialami seorang Muslim. Itu sebagaimana hadis riwayat Ibnu Majah yang artinya.
’’Yang dimaksud kegembiraan dalam ayat di atas adalah mimpi yang baik yang terlihat oleh orang Muslim atau yang diperlihatkan padanya’’
Sebuah Keistimewaan...
Maka tak heran, dalam menentukan sebagian dari hukum syariat atau huku Wadl’I, Nabi Muhammad menjadikan dasar penetapannya pada sebuah mimpi yang dialami oleh para sahabat.
Ia mencontohkan dalam mementukan pensyari’atan azan. Di mana saat itu, Nabi Muhammad mengambilnya berdasarkan mimpi dua sahabat, yakni Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khattab.
’’Itu menjadi salah satu contoh mimpi yang menjadi petunjuk dari Allah,’’ tulisnya seperti dikutip Murianews.com dari NU Online, Senin (16/12/2024).
Memiliki kemampuan tafsir mimpi termasuk salah satu bentuk keistimewaan. Salah satunya yang diberikan Allah pada Nabi Yusuf.
وَكَذَلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ وَلِنُعَلِّمَهُ مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
’’Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti’’ (QS Yusuf:21).