Ramadan 2024
Kisah KH Sholeh Darat, Gurunya Pendiri Muhammadiyah-NU (3/4)
Zulkifli Fahmi
Sabtu, 16 Maret 2024 15:51:00
Murianews, Semarang – Sepulang beribadah haji dan belajar di Tanah Suci, nama KH Sholeh Darat makin dikenal. Pengalamannya belajar dan mengajar di Makkah, KH Sholeh Darat kemudian mendirikan pesantren bernama Pesantren Darat.
Pesantren Darat menjadi yang tertua kedua setelah Pesantren Dondong di Mangkang Wetan, Kota Semarang. Pesantren Dondong didirikan Kiai Syafi’i Piaranegoro, seorang prajurit Sultan Agung Mataram sekitar 1628.
Bangunan Pondok Pesantren Darat sangatlah sederhana, namun pesantren ini mampu mendidik santrinya dengan sangat baik. Meski begitu, KH Sholeh Darat mendapatkan murid dari berbagai daerah, mulai dari Solo, Magelang, Kudus, Yogyakarta, Pacitan, dan Jombang.
Bahkan, menurut Amirul Ulum (Yogyakarta:2020), para santrinya kemudian menjadi tokoh agama di tempatnya mereka masing-masing, bahkan internasional, di antaranya yakni:
- KH Ahmad Dahlan dari Yogyakarta, pendiri Muhammadiyyah (1868-1923 M),
- KH Hasyim Asy’ari dari Jombang, pendiri Nahdlatul Ulama (1871-1947 M),
- RA Kartini (1879-1904 M), pahlawan nasional,
- KH Mahfud Ibn Abdullah Ibn Abdul Manan (1866-1919 M), yang terkenal dengan sebutan Syekh Mahfud At Tirmisi seorang ahli Hadis, pengajar di Saudi Arabia,
- KHR Dahlan dari Termas (1919 M), kemudian jadi menantu KH Sholeh Darat,
- Kiai Amir dari Brebes (1939 M), pendiri pondok pesantren di simbang kulon dan menantu jadi KH Sholeh Darat,
- Kiai Idris asal Solo, (1927 M) prajurit Diponegoro yang ditawan oleh Belanda. Ia menghidupkan kembali Pesantren Jamsaren yang didirikan oleh Kyai Jamsari,
- KH Abdul Hamid, Kendal (1930 M), ayah KH Ahmad Abdul Hamid (Ketua Umum MUI Jawa Tengah 1935-1990 M),
- KH Sya’ban ibn Sya’ban, Semarang (1946 M),
- KH Tahir, penerus Pondok Pesantren Mangkang Wetan, Semarang,
- KH Sahli, salah seorang Kyai di Kauman, Semarang, dan
- KH Dimyati dari Termas (1934 M) adik Kyai Mahfudh at-Tirmisi.
Tak hanya mengajarkan ilmu agama pada murid-muridnya di pesantren, KH Sholeh Darat juga mensyiarkan agama Islam pada masyarakat lewat kajian-kajian.
KH Sholeh Darat acap kali diungang Pangeran Ario Hadiningrat, Bupati Demak kala itu untuk mengajarkan tafsir Alquran di Pendapa Kabupaten Demak. (bersambung)




