Ngaji NgAllah Suluk Maleman: Dasamuka Menggelayuti Diri

Zulkifli Fahmi
Minggu, 19 November 2023 17:31:00


Murianews, Pati – Dalam pewayangan, ada tokoh raksasa berjuluk Dasamuka. Julukan itu disematkan karena sang tokoh memiliki sepuluh wajah.
Dr Abdul Jalil, salah satu pembicara Suluk Maleman, Sabtu (18/11/2023) malam di Rumah Adab Indonesia Mulia menceritakan awal mula lahirnya Dasamuka.
Ia menjelaskan, Dasamuka terlahir sebagai buah dari godaan saat resi Wisrawa dan Dewi Sukesi belajar tentang Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu. Kitab itu merupakan sebuah tuntunan agar selamat di dunia.
”Namun di tengah-tengah belajar kitab tersebut justru muncul godaan. Dari sini saja kita sudah harus belajar bahwa untuk berbuat baik dibutuhkan proses dan akan selalu ada tantangannya,” terangnya.
Abdul Jalil mengatakan, persoalan utama yang harus dihadapi adalah bagaimana mengeluarkan sifat ibli, sehingga dunia bisa lebih baik.
”Jadi persoalan utama yang harus kita hadapi adalah, bagaimana kita mengeluarkan sifat iblis, diruwat keluar hingga yang masuk sastra jendra ditengahnya hayuningrat, sehingga dunia bisa lebih baik,” imbuhnya.
Dalam kitab Nashaihul Ibad karya Syaikh Nawawi Al Bantani menyebutkan, ada tiga kategori akhlak buruk. Pertama, akhlak buruk muncul dari kegagalan memahami diri.
Abdul Jalil melanjutkan, seperti menghargai diri terlalu tinggi atau sebaliknya. Penghargaan terlalu tinggi menyebabkan sombong atau tak mau diingatkan. Sedangkan pernghargaan terlalu rendah menjadi tidak percaya diri dan minder.
Kedua, disebabkan perilaku jelek pada orang lain bahkan hingga melukainya. Seperti hasud, ghibah, dan mencuri. Sementara yang ketiga, berhubungan dengan Tuhan.
”Kalau dilihat lagi, dari 17 karakter negatif yang disebutkan, 15 di antaranya berhubungan dengan orang lain, satu dengan diri sendiri dan satu lagi dengan Tuhan. Ini sejajar dengan bangunan karakter Dasamuka; yang menggambarkan bahwa delapan karakter wajahnya berkait dengan hubungannya dengan orang lain,” tambahnya.
Anis Sholeh Ba’asyin, Budayawan yang juga penggagas Suluk Maleman mengatakan, Dasamuka yang diplesetkan menjadi Dosamuka di tema episode ke 143 Suluk Maleman ini dipilih lantaran sekarang ini banyak situasi yang seringkali memaksa berbuat kesalahan tanpa disadari.
”Terutama di momen pemilu seperti sekarang ini. Di mana setiap pihak mencoba menampilkan beragam citranya yang pasti baik-baik dan indah-indah saja. Citra yang membuat kita mudah terjerumus tanpa memahami kesejatiannya,” jelasnya.
Dia mengatakan manusia tentunya butuh interaksi, karena hanya dengan mengenal orang lain, kita bisa mengenali diri sendiri. Hanya saja dalam berinteraksi itu pulalah seringkali muncul persoalan-persoalan baru yang bisa mengacaukan pembentukan kepribadian kita.
”Persoalannya, kalau semua orang bermain drama, bagaimana bisa mengantarkan kita pada kesejatian, pada kebenaran? Padahal kita tumbuh dari bercermin pada orang lain,” tambahnya.
Menurut Anis, di sinilah salah satu makna penting taqwa. Taqwa adalah sikap hati-hati dan waspada. Terutama hati-hati dan waspada terhadap diri sendiri.
”Kita selalu mengira kepribadian kita utuh dengan wajah tunggal, padahal sebenarnya terbelah-belah dan memunculkan banyak wajah dalam pergaulan. Kita hanya munafik saja untuk mengakuinya,” sambungnya.
Baca Juga
Komentar
Trending Topic
Terpopuler
