Ramadan 2024
Mbah Dullah Salam Kajen Pati: Pendidiknya Para Ulama (2/3)
Umar Hanafi
Selasa, 19 Maret 2024 16:28:00
Murianews, Pati – KH Abdullah Zain Salam atau yang akrab Mbah Dullah Salam mempunyai cara tersendiri dalam mendidik anak. Ulama asal Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah itu mengedepankan pendidikan agama kepada para putra-putrinya.
Penulis buku Keteladanan KH Abdullah Zain Salam, Kiat Sukses Membangun Pendidikan Keluarga, Dr Jamal Ma'mur Asmani mengaku mengagumi Mbah Dullah Salam sejak menjadi santri di Kajen pada akhir 1990-an
Meskipun bukan santri dari Pondok Pesantren Mathali'ul Huda (PMH) Pusat, ponpes yang diasuh Mbah Dullah Salam, ia dan para santri lainnya selalu menunggu kehadiran ulama karismatik ini.
Baik pada malam Jumat di Makam Mbah Mutamakkin. Di mana, Mbah Dullah Salam rutin memimpin tahlilan untuk mendoakan leluhur dan bertawasul meminta kepada Allah SWT. Maupun saat Salat Jumat di Masjid Kajen.
Ia mengenang dari pertemuan-pertemuan itu, dirinya mengagumi keturunan Mbah Mutamakkin ke tujuh itu. Terutama dalam hal mendidik anak hingga menjadi kiai dan tokoh besar di masyarakat. Hal ini membuatnya tergerak untuk menulis buku tentang Mbah Dullah Salam.
”Saya kagum ya. Putra-putri beliau itu menjadi tokoh-tokoh hebat. Ini yang saya korek bagaimana Mbah Dullah mendidik anak,” ujar Yi Jamal kepada Murianews.com.
Dari pertemuan-pertemuan maupun riset yang dilakukan, ia menilai Mbah Dullah Salam mempunyai berbagai metode dalam mendidik anak. Mulai dari kecil bahkan saat sudah mempunyai istri maupun suami.
”Salah satu cara itu yakni, sejak kecil anak itu didik untuk menghafal Alquran. Kurang lebih kelas V MI, putra-putri beliau disuruh menghafal Alquran sehingga saat lulus MTs sudah khatam,” ungkap dia.
Mbah Dullah Salam, lanjut dia, mendidik anaknya agar mencintai Alquran sejak kecil. Menjadi kitab suci ini sebagai jalan hidup dan tuntunan hidup.
”Agar hafal, tahu isinya dan menjadi laku dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata dengan pendidikan yang ketat, disiplin dan tegas,” katanya.
Yi Jamal mengungkapkan Mbah Dullah Salam terjun langsung dalam mendidik anak. Ia menerapkan metode yang keras sehingga anak mempunyai target dalam hidupnya.
”Mbah Dullah Salam juga melatih kemandirian dalam mendidik anak. Ia meminta anaknya untuk tidur bersama para santri sejak usia dini,” tutur dia.
Mbah Dullah ingin mengajarkan agar para anaknya bisa bersosialisasi dengan orang lainnya dan tidak mempunyai rasa sombong, merasa mempunyai derajat yang lebih tinggi karena anak kiai.
”Ini sebuah pelajaran kepada orang tua sekarang agar menghindari anak berperilaku manja. Karana memanjakan anak itu sama dengan membunuh potensi anak,” ujar dia.
Mbah Dullah Salam juga mengapresiasi prestasi anak. Ini bisa dilihat saat anaknya naik kelas, ia sering bernadzar untuk syukuran di Malam Mbah Mutamakkin Kajen.
”Jadi yang kecil itu, beliau syukuri dengan ber-tawasul dengan Mbah Mutamakkin Kajen,” tandas dia.
Editor: Supriyadi



