Mbah Dullah Salam Kajen Pati: Pendidiknya Para Ulama (1/3)
Umar Hanafi
Senin, 18 Maret 2024 13:42:00
Murianews, Pati – Nama KH Abdullah Zain Salam atau yang lebih akrab Mbah Dullah Salam tentunya tak asing bagi santri-santri di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Ia merupakan ulama karismatik yang mengabdikan hidupnya untuk ilmu dan mendidik para santri.
Mbah Dullah Salam lahir di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah dengan nama Abdullah. Orang tuanya kemudian menambahkan Zain Salam pada namanya.
Mbah Dullah diketahui lahir pada 1920. Namun, ada sumber lain yang menyebut bahwa tokoh ini lahir pada 1910 atau 1915.
Mbah Dullah termasuk keturunan ketujuh dari Syekh Ahmad Mutamakkin. Ia merupakan putra dari pasangan KH Abdussalam dengan Nyai Sumrah. Ia mulai belajar mengaji dari sang ayah.
Kecintaannya terhadap ilmu maupun Al-Qur’an, membuat ia berguru ke ulama-ulama Pati lainnya, seperti KH Mahfudh Salam (Kajen), KH Sholihin (Tayu) dan KH Muhammad Abdul Hadi (Kajen).
Tak hanya sampai di sana, ia kemudian menimba ilmu dari satu pondok pesantren ke pondok pesantren lainnya.
Seperti KH M. Said (Sampang Madura), KH M Hasyim Asy'ari (Jombang), KH Abdul Hamid (Pasuruhan) hingga KH Arwani Amin (Kudus). Hingga akhirnya, ia menjadi ulama yang alim dan disegani di kalangan ulama lainnya.
Penulis buku ”Keteladanan KH. Abdullah Zain Salam, Kiat Sukses Membangun Pendidikan Keluarga”, Dr Jamal Ma'mur Asmani mengungkap, kealiman Mbah Dullah membuatnu menjadi sosok pemimpin ulama di Kajen dan sekitarnya semasa hidupnya. Ia mengorkestrasi para ulama.
”Kalau ada yang tanya fikih, ia menyuruh untuk menanyakan ke keponakannya, KH Sahal Mahfudh. Kalau tanya falaq, disuruh tanya KH Ahmad Fayumi Munji. Jadi dia bisa orkestrasi para ulama. Agar melatih,” ujar Kiai Jamal kepada Murianews.com, Minggu (17/3/2024) malam.
Mbah Dullah, lanjut dia, juga merupakan pendidik para ulama-ulama. Ia merupakan guru yasawuf KH Sahal Mahfudh dan guru ulama-ulama lainnya.
”Katika saya menulis buku Tasawuf Sosial Mbah Sahal, itu yang mendidik tasawuf juga Mbah Dullah Salam. Ketika Mbah Dullah ngaji Kitab Hikam, Mbah Sahal yang suruh ganti. Artinya, Mbah Dullah menggaransi bahwa Mbah Sahal paham dan pakar di bidang tasawuf,” ungkap dia.
Selain KH Sahal Mahfudh, Mbah Dullah Salam juga mendidik Habib Anies Shaleh Ba'asin, KH Muharror Aniq (Blora), KH Mansur (Pucakwangi), KH Saifuddin (Kejan) dan KH Aniq Muhammdun (Tayu). KH Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus juga seringkali menyempatkan sowan untuk meminta nasehat kepada ulama karismatik ini.
”Kebanyakan yang punya pondok di Kajen itu santri-santrinya Mbah Dullah Salam dan alumni Pesantren Mathali'ul Huda (PMH) Pusat,” ungkap dia.
Ia terus mengabdikan hidupnya untuk ilmu dan Al-Qur’an hingg akhir hayatnya. Mbah Dullah Salam wafat pada 11 November 2001 dan dimakamkan di kompleks PMH, Desa Kajen.
Editor: Cholis Anwar



