Tausiah Ramadan 2024
Puasa Ramadan: Mengasah Kejujuran dan Menebalkan Ketakwaan
Umar Hanafi
Jumat, 15 Maret 2024 06:04:00
PUASA Ramadan merupakan salah satu rukun IsIam yang mempunyai karakteristik sendiri. Pasalnya, Allah SWT sendiri yang bakal memberikan pahala orang berpuasa sesuai dengan kualitasnya.
Semakin baik kualitas ibadah orang yang berpuasa, semakin banyak pula ganjaran yang didapatkan. Begitu juga sebaiknya, semakin jelek kualitasnya, semakin sedikit ganjaran yang didapatkan.
Hanya Allah yang mengatahui kualitas ibadah puasa Ramadan sesorang. Berbeda dengan zakat, haji maupun salat yang orang lain bisa melihat dengan kasat mata. Ini sesuai dengan Hadits Qudsi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya: ”Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.”
Dampak ibadah puasa Ramadan bagi yang menjalankannya pun banyak sekali. Kepribadian seseorang yang berpuasa akan lebih terbangun. Ia akan terlatih untuk berbuat jujur, baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain.
Puasa juga mengajarkan ketakwaan kepada Allah. Ketakwaan muslim semakin terasah dengan menjalankan ibadah puasa. Hal ini sesuai dengan Quran Surat Al Baqarah: 183:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Untuk mengimplementasikan takwa yakni dengan menebalkan rasa kepatuhan dan keimanan kepada Allah. Rasa ini harus dijadikan modal untuk menggerakkan semua anggota tubuh agar sesuai dengan syariat Islam.
Muslim yang berpuasa harus menghayati ketakwaan secara esensial sekaligus fungsional. Yakni memahami ketakwaan sekaligus menerapkan dengan sungguh-sungguh di setiap langkah hidupnya.
Memahani perintah dan larangan Allah, sekaligus menjalani perintahnya serta menjauhi larangan-Nya. Penghayatan akan mengontrol perbuatannya. Baik perbuatan kepada dirinya, orang lain maupun beribadah kepada Allah SWT.
Puasa ramadan yang berkualitas harus menggerakkan suruh badan agar bergerak sesuai dengan syariat Allah SWT. Bekerja sesui dengan kenikmatan Allah, sesuai dengan fungsi tubuh.
Untuk meningkatkan kualitas tersebut, muslim yang berpuasa dapat mengasah dengan berbagai amalan-amalan. Seperti merenungkan tujuan Allah menciptakan dirinya, meneladani kisah-kisah terdahulu, berdzikir kepada Allah, memahami dan mengakaji Alquran dan salat dengan khusyuk.
Ketika orang istiqomah alias konsisten dengan hal ini, insya Allah ia kan dikuatkan dan lolos dari godaan setan. Ia akan menjadi pribadi muslim yang berkualitas dan bermanfaat kepada lingkungan dan orang lain.
Editor: Cholis Anwar



