Rabu, 19 November 2025

Menurut Tafsir Wajiz sebagaimana dikutip di laman NU Online, dalam ayat ini Allah menjelaskan setiap mukmin adalah bersaudara.

Ayat ini menjelaskan tuntunan untuk tidak saling mengolok-olok, mencela, dan memanggil dengan julukan yang buruk agar persaudaraan itu tetap terjaga.

Sebab, seburuh-buruk panggilan kepada orang-orang mukmin adalah bila mereka disebut orang-orang fasik sesudah mereka dahulu disebut sebagai golongan yang yang beriman.

Dan barangsiapa tidak bertobat, setelah melakukan kefasikan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim kepada diri sendiri dan karena perbuatannya itu maka Allah menimpakan hukuman atasnya.

Hal serupa juga diterangkan dalam Tafsir Tahlili. Di mana, Allah melarang kaum mukmin untuk mencela atau mengolok-olok orang lain.

Semuanya harus dipandang satu tubuh dalam ikatan kesatuan dan persatuan. Allah juga melarang memanggil dengan panggilan buruk dengan kata-kata seperti hai kafir, hai fasik.

Sebuah hadis riwayat Al Bukhari dan Muslim dari an-Nu‘man bin Basyir memperumpamakan orang-orang mukmin itu seperti tubuh yang satu. Bila salah satu anggota badannya sakit demam, maka badan yang lain merasa demam dan terganggu pula.

Allah Memandang Hati dan Perbuatan...

Komentar