Rabu, 19 November 2025

Ketidakberdayaan yang dirasakan oleh orang yang sedang berpuasa akan mendesak kesadaran bahwa sejatinya manusia adalah makhluk yang lemah, dan sangat bergantung dengan makhluk yang lainnya.

Bisa saja manusia merasa dirinya kuat tatkala sedang berada dipuncak status atau strata sosial, tetapi dia akan lemah dan lunglai ketika tubuhnya tidak bisa kemasukan asupan makanan, baik karena alasan medis atau alasan lainya.

Oleh karena itu momentum ketidakberdayaan saat berpuasa adalah saat yang tepat untuk introspeksi diri, ber-muhasabah, bahwa tidak selayaknya manusia bersikap sombong dan merasa paling kuat.

Selain kesadaran diri bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, kecenderungan saat fisik dan jiwa melemah adalah ada upaya untuk bangkit dari ketidakberdayaan.

Salah satu upaya untuk bangkit adalah meminta pertolongan kepada siapa pun yang ada di sekitarnya. Sadar bahwa diri adalah makhluk yang butuh keberadaan yang lain adalah salah satu bentuk kecerdasan.

Hal ini karena tanpa keberadaan yang lain, orang tidak akan bisa bertahan hidup lebih lama.

Kesadaran akan pentingnya keberadaan yang lain akan melahirkan sosok manusia yang peduli, manusia yang peka terhadap lingkungan sekitar, dan sosol manusia yang selalu butuh pada pertolongan dari yang Maha Kuat, Allah Subhanahu wata’ala.

Maka dengan demikian puasa Ramadan jika di lakukan dengan niat yang tulus akan melahirkan kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan puncaknya adalah kecerdasan spiritual.

Komentar