Iduladha merupakan momentum memperkuat keimanan dan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah swt.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِذَبْحِ الْأُضْحِيَّةِ. وَبَلَغَنَا إِلَى هٰذَا الْيَوْمِ مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ ذُوْ رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ تُرْجَى مِنْهُ الشَّفَاعَةُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِي الْعُقُوْلِ السَّلِيْمَةِ، صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ : لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
Menjadi sebuah keniscayaan bagi kita semua untuk senantiasa memanjatkan puji dan syukur kepada Allah swt atas segala nikmat yang telah dilimpahkan, termasuk nikmat umur panjang dan kesehatan.
Berkat karunia-Nya, pada hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan salah satu kewajiban utama sebagai Muslim, yakni salat Jumat secara berjamaah.
Murianews, Kudus – Saat ini, kita sudah memasuki awal bulan Zulhijah. Untuk tahun 1446 H/2025, awal bulan Zulhijah dimulai Rabu (28/5/2025). Sedangkan Iduladha bertepatan dengan hari Jumat tanggal 6 Juni 2025.
Iduladha merupakan momentum memperkuat keimanan dan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah swt.
Pada Iduladha, kita diajak untuk meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim dan ketundukan Nabi Ismail sebagai bentuk ketaatan yang sempurna. Ibadah kurban menjadi simbol pengorbanan dan solidaritas sosial.
Berikut naskah khotbah Jumat berjudul: ”Menyambut Iduladha dengan Iman dan Syukur”, dilansir dari NU Online, Jumat (30/5/2025).
Khotbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِذَبْحِ الْأُضْحِيَّةِ. وَبَلَغَنَا إِلَى هٰذَا الْيَوْمِ مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ ذُوْ رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ تُرْجَى مِنْهُ الشَّفَاعَةُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِي الْعُقُوْلِ السَّلِيْمَةِ، صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ : لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
Ma’asyiral Muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah
Menjadi sebuah keniscayaan bagi kita semua untuk senantiasa memanjatkan puji dan syukur kepada Allah swt atas segala nikmat yang telah dilimpahkan, termasuk nikmat umur panjang dan kesehatan.
Berkat karunia-Nya, pada hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan salah satu kewajiban utama sebagai Muslim, yakni salat Jumat secara berjamaah.
Syukuri Sepenuh Hati...
Selain itu, nikmat panjang umur juga kita rasakan ketika saat ini kita tengah bersiap memasuki bulan Zulhijah, yakni bulan yang penuh kemuliaan dan keberkahan, di mana kita akan bertemu dengan Hari Raya Iduladha atau Hari Raya Kurban.
Nikmat-nikmat ini sudah sepantasnya kita syukuri dengan sepenuh hati. Lebih dari itu, datangnya bulan Zulhijah harus menjadi momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt.
Sebab, dalam bulan ini terdapat dua ibadah utama yang sangat mulia dan identik dengan Iduladha, yaitu menyembelih hewan kurban dan melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Kedua ibadah ini merupakan wujud konkret dari rasa syukur dan penghambaan kita kepada Allah.
Ma’asyiral Muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah
Ibadah kurban dan haji tidak bisa dipisahkan dari Hari Raya Iduladha. Keduanya bukan hanya membutuhkan niat atau kemauan, tetapi juga perjuangan.
Mengapa? karena kita semua tahu bahwa saat ingin melaksanakan ibadah haji dan kurban, kita harus mengeluarkan harta kita untuk melaksanakannya.
Diperlukan dana yang tidak sedikit untuk melakukan ibadah haji. Hal ini disebabkan oleh jauhnya jarak antara negeri kita dan Kota Suci Makkah. Puluhan juta, bahkan ratusan juta rupiah harus dipersiapkan untuk dapat berhaji ke Tanah Suci.
Selain itu, kita juga perlu menyiapkan dana untuk keluarga atau orang-orang yang kita tinggalkan selama menjalankan rukun Islam yang kelima ini.
Tentunya, hal ini bukanlah perkara mudah bagi setiap kita, karena tidak semua diberikan kemampuan finansial. Oleh karena itu, ibadah haji memang hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu atau istithaah.
Syukuri Sepenuh Hati...
Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Ali 'Imran ayat 97:
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًاۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًاۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ٩٧
Artinya: ”Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.”
Selain ibadah haji, kita juga disyariatkan untuk mengorbankan sebagian harta yang kita miliki dengan menyembelih hewan kurban.
Ibadah ini juga membutuhkan keikhlasan dan keimanan, karena kita harus rela mengeluarkan harta kita untuk membeli hewan kurban yang dagingnya akan dibagikan kepada orang lain.
Bukan hewan sembarangan yang bisa menjadi hewan kurban. Kita dianjurkan untuk memilih hewan kurban yang terbaik dan telah memenuhi persayaratan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Jika tidak sesuai persyaratan, maka kurban kita bisa jadi tidak sah.
Rasulullah bersabda:
أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي الْأَضَاحِيِّ فَقَالَ الْعَوْرَاءُ بَيِّنٌ عَوَرُهَا وَالْمَرِيضَةُ بَيِّنٌ مَرَضُهَا وَالْعَرْجَاءُ بَيِّنٌ ظَلْعُهَا وَالْكَسِيرُ الَّتِي لَا تَنْقَى
Artinya: ”Ada empat macam hewan yang tidak sah dijadikan hewan kurban, pertama yang matanya jelas-jelas buta, kedua yang fisiknya jelas-jelas dalam keadaan sakit, ketiga yang kakinya jelas-jelas pincang, dan keempat yang badannya kurus lagi tak berlemak.” ( HR At- Tirmidzi dan Abu Dawud).
Dengan syarat-syarat ini, maka jelas bisa dipahami bahwa kita harus merogoh kantong saku lebih dalam untuk menyiapkan uang dan benar-benar menguatkan tekad dan keimanan untuk membeli hewan kurban ini.
Ma’asyiral Muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah
Kedua ibadah yang hadir pada momentum Hari Raya Iduladha ini benar-benar menguji keimanan dan menunjukkan seberapa besar rasa syukur kita atas nikmat yang telah Allah berikan.
Pengorbanan harta dan materi dalam ibadah haji dan kurban sejatinya adalah wujud syukur atas nikmat yang diberikan Allah, yang harus kita gunakan sebaik-baiknya, salah satunya untuk beribadah kepada-Nya.
Memperkuat Keimanan...
Karena itu, Iduladha merupakan momen yang sangat tepat untuk memperkuat keimanan dan mewujudkan rasa syukur kita kepada Allah swt.
Ibadah kurban dan haji dengan biaya yang tidak sedikit ini harus memberikan kesadaran pada kita bahwa harta yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah, yang wajib kita syukuri dan manfaatkan di jalan yang diridhai-Nya.
Insya Allah, dengan rasa syukur ini, nikmat yang kita miliki akan terus ditambah sebagaimana janji Allah dalam surat Ibrahim ayat 7:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧
Artinya: ”(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” Ma’asyiral Muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah
Hubungan antara ibadah kurban dengan rasa syukur atas nikmat Allah swt juga termaktub dalam surat Al-Kautsar:
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ . اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Artinya: ”(1) Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak. (2) Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah! (3) Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah).”
Dalam kitab Tafsir Al-Misbah jilid XV dijelaskan, surat ini berisi perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk melaksanakan salat dan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah Allah berikan.
Perintah ini adalah untuk beribadah dalam pengertian yang lebih luas, yakni menunjukkan rasa syukur dan ketaatan melalui berbagai bentuk ibadah.
Pandai Bersyukur...
Karena itu pada momentum kali ini, mari kita wujudkan rasa syukur dengan menguatkan komitmen untuk bisa beribadah kurban dan juga haji. Insyaallah kita termasuk golongan orang-orang yang beriman dan pandai bersyukur. Amin.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ، وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ
Khotbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ