Kamis, 20 November 2025

Sebab Ramadan tidak hanya sekadar tamu yang datang dan pergi, tetapi ia adalah madrasah yang mendidik kita untuk terus berbuat baik sepanjang tahun.  

Jika selama bulan Ramadan ini kita telah berusaha menjaga lisan dari membicarakan orang lain, menghindari adu domba, menjauhkan diri dari kebohongan, menundukkan pandangan agar terhindar dari syahwat, dan tidak mengucapkan sumpah palsu, dengan tujuan agar kita tidak hanya mendapatkan lapar dan dahaga.

Namun juga meraih pahala dan keutamaan puasa, sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits, Rasulullah saw bersabda: 

 خَمْسٌ يُفطِرْنَ الصَّائِمَ: الغِيْبَةُ، والنَّمِيْمَةُ، وَالْكَذِبُ، وَالنَّظْرُ بِالشَّهْوَةِ، وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ  

Artinya: ”Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa, yaitu: (1) membicarakan orang lain; (2) mengadu domba; (3) berbohong; (4) melihat dengan syahwat; dan (5) sumpah palsu”. (HR Ad-Dailami).  

Jika selama Ramadan kita telah berusaha menjaga lisan, hati, dan perbuatan, maka setelah Ramadan pun kita harus tetap menjaganya. Jangan biarkan kebiasaan baik ini berhenti seiring berlalunya bulan mulia ini.

Justru, inilah saatnya bagi kita untuk membuktikan bahwa ibadah dan pengendalian diri yang telah kita latih selama sebulan penuh tidak hanya sekadar rutinitas sementara, tetapi bekal untuk hari-hari dan bulan-bulan berikutnya.  

Ma’asyiral Muslimin jemaah Jumat yang dirahmati Allah

Imam Ibnu Rajab dalam kitab Lathaiful Ma’arif, jilid I, halaman 244, mengisahkan bahwa suatu ketika, seseorang berkata kepada Bisyr al-Hafi, “Ada sekelompok orang yang begitu giat beribadah dan bersungguh-sungguh hanya di bulan Ramadan.

Mereka memperbanyak salat, membaca Al-Qur'an, serta melakukan berbagai amal kebaikan, tetapi setelah Ramadan berakhir, semangat itu perlahan menghilang.”  

Mendengar hal itu, Bisyr berkata dengan tegas: Betapa buruknya mereka, yang hanya mengenal hak Allah di bulan Ramadan saja. Seolah-olah Allah hanya berhak disembah dalam satu bulan, sementara di bulan lainnya mereka lalai.

Padahal, orang yang benar-benar saleh adalah mereka yang terus beribadah dan bersungguh-sungguh sepanjang tahun, bukan hanya ketika Ramadan tiba, 

 قِيْلَ لِبِشْرٍ: إِنَّ قَوْمًا يَتَعَبَّدُوْنَ وَيَجْتَهِدُوْنَ فِي رَمَضَانَ، فَقَالَ: بِئْسَ الْقَوْم لاَ يَعْرِفُوْنَ للهِ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ، إِنَّ الصَّالِحَ الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَيَجْتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا  

Artinya: ”Dikatakan kepada Bisyr al-Hafi: Sungguh ada suatu kaum yang rajin beribadah dan bersungguh-sungguh hanya di bulan Ramadan. Maka ia berkata: Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal hak Allah di bulan Ramadan saja. Sesungguhnya orang yang saleh adalah orang yang beribadah dan bersungguh-sungguh sepanjang tahun.”  

Tetap Istiqamah... 

Komentar

Terpopuler