Kamis, 20 November 2025

2. Kesempatan beribadah 

Waktu sahur adalah momen yang paling utama dalam beribadah. Harapannya, orang yang bangun untuk sahur juga bisa sekalian beribadah di waktu mustajab ini.

Selain itu, orang sahur juga lebih berkesempatan melaksanakan salat subuh tepat waktu jika tidak tidur setelah makan, karena ia akan menunggu sampai azan subuh berkumandang.

Imam al-Bukhari sendiri dalam kitab Sahih-nya menuliskan satu bab khusus yang membahas tentang orang yang sahur dan tidak tidur sampai tiba waktu salat subuh.

3. Tidak dihisab 

Setiap makanan yang dikonsumsi oleh manusia akan dihisab kelak di akhirat. Berbeda dengan makanan sahur yang salah satu keberkahannya adalah terbebas dari hisab. Dalam satu hadis Nabi dijelaskan:

 ثَلَاثَةٌ لَا يُحَاسَبُ عَلَيْهَا العَبْدُ أَكَلَةُ السَّحُوْرِ وَمَا أَفْطَرَ عَلَيْهِ وَالأَكْلُ مَعَ الإِخْوَانِ 

Artinya: ”Ada tiga hal (makanan) di mana seorang hamba tidak akan dihisab oleh Allah swt, yaitu makanan sahur, makanan saat berbuka puasa, dan makanan yang dinikmati bersama saudara-saudara yang lain.” (HR al-Azdra’i) 

4. Keistimewaan umat Islam 

Makan sahur juga menjadi keistimewaan bagi umat Nabi Muhammad saw. Sebab, ibadah puasa tidak saja dilakukan oleh umat Muslim, melainkan juga oleh Yahudi dan Nasrani, akan tetapi anjuran sahur hanya dimiliki oleh umat Islam.

Rasulullah saw bersabda:

 فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ، أَكْلَةُ السَّحَرِ 

Artinya: ”Yang membedakan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur”. (HR Muslim).

Komentar

Terpopuler