Jumat, 21 November 2025

Hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad ini bisa dijadikan dasar. Bagi orang yang beriman, mengetahui keutamaan-keutamaan yang spesial untuk bulan Ramadan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan yang lain adalah kabar gembira yang tidak terhingga.

Dari Abu Hurairah Ra dalam redaksi hadis lain, Rasulullah SAW juga bersabda:

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: ”Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim No. 860).

Menurut keterangan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani di kitab Fathul Bari, yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa Ramadan sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah Ta’ala.

Syekh Usman Al-Khaubawi dalam kitabnya yang Durratun Nashihin menulis bahwa seseorang yang bahagia menyambut Ramadan akan selamat dari api neraka:

 مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ

Artinya: ”Barang siapa yang berbahagia dengan masuknya bulan Ramadan, maka Allah haramkan jasadnya di atas api neraka.

Hanya saja, redaksi di kitab Durratun Nashihin ini masih diperdebatkan. Apakah mungkin hanya dengan senang saja, seseorang lepas dari api neraka.

Komentar

Terpopuler