Datangnya bulan Rajab, sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Sebab, bulan Rajab adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Kehadiran bulan Rajab juga identik dengan persiapan menyongsong bulan suci Ramadan.
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: ”Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan,326) (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. (QS At-Taubah [9]: 36).
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalani (ka wafat 852 H/1449 M), ahli hadis bermazhab Syafi'i penulis kitab Fathul Bari, penjelas Shahih Bukhari yang paling otoritatif, secara khusus menerangkan hal-ihwal bulan Rajab.
Murianews, Kudus – Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, bulan Rajab 1446 hijriah dimulai pada hari ini, Rabu (1/1/2025).
Datangnya bulan Rajab, sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Sebab, bulan Rajab adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Kehadiran bulan Rajab juga identik dengan persiapan menyongsong bulan suci Ramadan.
Rasulullah SAW menyampaikan bahwa bulan Rajab adalah bulannya Allah SWT, sedangkan bulan Syaban adalah bulannya Rasulullah, sementara bulan Ramadan merupakan bulannya umat Nabi Muhammad SAW.
Ketika memasuki bulan Rajab, umat Islam banyak yang mempersiapkan diri untuk melakukan berbagai macam amaliah ibadah. Bukan sekedar menjalankannya, banyak umat Islam kembali mengingat dan belajar tentang tata cara dan hukum beribadah di bulan Rajab.
Melansir NU Online, dalam penanggalan Islam, bulan Rajab merupakan bulan ketujuh. Bulan Rajab juga termasuk dalam daftar bulan-bulan yang dimuliakan (al-asyhur al-hurum) karena beberapa kemuliaan yang terkandung di dalamnya, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah swt berikut:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: ”Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan,326) (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. (QS At-Taubah [9]: 36).
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalani (ka wafat 852 H/1449 M), ahli hadis bermazhab Syafi'i penulis kitab Fathul Bari, penjelas Shahih Bukhari yang paling otoritatif, secara khusus menerangkan hal-ihwal bulan Rajab.
Keutamaan Bulan Rajab...
Dalam kitabnya Tabyinul 'Ajab bima Warada fi Syahri Rajab, ia menjelaskan secara khusus hadis-hadis keutaman-keutamaan bulan Rajab; menjelaskan mana hadis yang sahih dan yang bermasalah.
Motivasi penulisan sebagaimana diterangkan sendiri dalam mukadimah kitab adalah karena banyaknya pertanyaan dan permintaan dari jemaah dan sahabat-sahabatnya.
Yakni, agar ia kumpulkan hadis-hadis tentang bulan Rajab dan keutamaan-keutamaannya, puasa, shalat di bulan Rajab secara khusus dan penjelasan atas kualitas sanad hadisnya, apakah sahih ataukah bermasalah.
Al-Hafizh Ibnu Hajar menukil perkatan Ibnu Dihyah untuk menjelaskan kata Rajab dari segi isytiqaq atau akar kata, serta makna-maknanya.
قال ابن دحية: رجب. جمعه أرجاب، ورجبانات، وأرجبة وأراجب ورجابي
Artinya: ”Ibnu Dihyah berkata: ”kata rajab jamaknya adalah ”arjab, rajabanat, arjabah, arajib dana rajaba".
Ia melanjutkan perkataannya:
قال. وله ثمانية عشر اسما: الأول: رجب؛ لأنه كان يرجب في الجاهلية، أي يعظم. الثاني: الأصم؛ لأنه ما كان تسمع فيه قعقعة السلاح.الثالث: الأصب؛ لأنهم كانوا يقولون: إن الرحمة تصب فيه.الرابع: رجم – بالميم – لأن الشياطين ترجم فيه.الخامس: الشهر الحرام.السادس: الحرم، لأن حرمته قديمة.السابع: المقيم؛ لأن حرمته ثابتة.الثامن:المعلى؛ لأنه رفيع عندهم.التاسع: الفرد، وهذا اسم شرعي. العاشر: منصل الأسنة، ذكره البخاري، عن أبي رجاء العطاردي. الحادي عشر: منصل الآل، أي الجواب. وقع في شعر الأعشى.الثاني عشر: منزع الأسنة.الثالث عشر: شهر العتيرة؛ لأنهم كانوا يذبحون.الرابع عشر: المبرى. الخامس عشر: المعشعش.السادس عشر: شهر الله. هذه ستة عشر: ثم ذكر ابن دحية.السابع عشر: سمي رجبا؛ لترك القتال: يقال. أقطع لله الرواجب. الثامن عشر: سمي رجبا؛ لأنه من الرواجب. وهذان ليسا اسمين زائدين، بل هذا اختلاف في اشتقاق اسم رجب
Nama Bulan Rajab...
Artinya, ”Menurutnya Rajab mempuyai 18 nama sebagai berikut:
- Rajab (mulia, agung), karena orang-orang di masa Jahiliah mengagungkannya.
- Al-Asham (tuli), karena di bulan ini tidak terdengar suara gemerincing senjata tajam dalam peperangan.
- Al-Assab (berlimpah), karene mereka berkata: "Sesungguhnya rahmat dilimpahkan di bulan Rajab."
- Rajam, karena setan dirajam atau dilaknat di bulan Rajab.
- Syahruh haram (bulan yang suci).
- Al-Haram (suci) karena kesucian atau keaguang bulan Rajab telah ditetapkan dari dulu.
- Al-Muqim (yang mentap), karena kesucian bulan Rajab telah ditetapkan.
- Al-Ma'ali (yang luhur), karena bulan Rajab itu mulia atau diagungkan mereka.
- Al-Fardu (tunggal), dan ini adalah nama syar'i.
- Munshal Asinnah (kepala tombak atau mata tombak), karena mereka mencopot kepala atau mata tombak mereka. Penamaan ini disebutkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abi Raja' Al-'atharidi.
- Munshal Āli, yakni jawaban. Penaman ini terdapat dalam Syi'ril A'sya.
- Manza al-Asinnah, (mencabut mata tombak).
- Al-'Atirah, (menyembelih), karena mereka menyembelih hewan.
- Al-Mabari (meruncingi).
- Al-Mu'asy'asy, (bersarang).
- Syahrullah, bulan Allah.
- Dinamakan Rajab karena orang-orang meninggalkan peperangan. Dikatakan ”Aqta'a lillahi ar-rawajib” memotong sendi ujung jari karena Allah.
- Dinamakan dengan rajab karena berasal dari kata ”rawajib”.
Kedua nama terakhir bukan nama tambahan, melainkan karena perbedaan asal kata Rajab. (Ibnu Hajar Al-'Asqalani, Tabyinul 'Ajab bima Warada fi Syahri Rajab, [Madinah, Muassasah Qurthubah] halaman 21-22).
Banyaknya nama bulan Rajab sebagaimana telah disebutkan sudah cukup menjadi bukti kemuliaan bulan Rajab. Dalam sebuah ungkapan dikatakan:
كثرة الاسماء تدل على شرف المسمى
Artinya: ”Banyaknya nama menunjukkan atas mulianya yang diberi nama”. Wallahu a'lam.