Murianews, Kudus – Selain amalan wajib, ada banyak amalan sunah yang bisa dikerjakan oleh umat Islam. Namun demikian, banyak yang masih enggan mengamalkannya.
Padahal di antara amalan ini ada yang pahalanya surga. Nah, apa saja amalan yang bisa dilakukan?
Melansir dari NU Online Jabar, ada dua amalan dengan pahala surga yang sangat mudah untuk dijalankan oleh umat muslim, namun amalan tersebut tak banyak orang mengamalkannya. Amalan tersebut cukup dengan di ucapkan atau dilafalkan rutin dalam waktu tertentu, berikut amalannya.
Berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
وَرَوَيْنَا فِيْ سُنَنِ أَبِيْ دَاوُدَ وَالتَّرْمِذِيْ وَالنَّسَائِيْ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ خَصْلَتَانِ أَوْخَلَّتَانِ لَايُحَافِظُ عَلَيْهِمَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ هُمَا يَسِيْرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيْلٌ يُسَبِّحُ اللهَ تَعَالَى دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا وَيَحْمَدُ عَشْرًا وَيُكَبِّرُ عَشْرًا فَذَالِكَ خَمْسُوْنَ وَمِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ وَخَمْسُمِائَةٍ فِي الْمِيْزَانِ وَيُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِيْنَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ وَيَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ وَيُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ فَذَالِكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ بِالْمِيْزَانِ
Artinya: ”Disebutkan dalam kitab sunan Abi Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dari ‘Abdillah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, ”Terdapat dua perkara jika seorang Muslim menjaganya maka akan masuk surga. Dua perkara itu mudah tapi sedikit orang yang menjalankan. Yaitu membaca tasbih, tahmid, dan takbir, masing-masing 10 kali setiap selesai shalat fardhu. Jika ditotal jumlah bacaannya adalah 150 kali dalam ucapan dan 1.500 kebaikan dalam timbangan amal. Membaca takbir 34 kali, tahmid dan tasbih masing-masing 33 kali menjelang tidur. Jika ditotal menjadi 100 kali dalam ucapan dan 1.000 kebaikan dalam timbangan.”
Mendengar hadis Rasulullah serentak para sahabat bertanya, ”Mengapa dua hal yang mudah, namun sedikit yang menjalankan?” Rasulullah menjelaskan dalam lanjutan hadisnya:
يَأْتِيْ أَحَدَكُمْ فِيْ مَنَامِهِ فَيُنَوِّمُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُوْلَهُ وَيَأْتِيْهِ فِيْ صَلَاتِهِ فَيُذَكِّرُهُ قَبْلَ أَنْ يَقُوْلَهَا إسناده صحيح
Artinya: ”Setan datang kepada salah satu dari kalian ketika tidur. Setan menidurkannya sebelum ia membaca zikir tersebut (tasbih, tahmid, dan takbir). Dan ia (setan) datang dalam salatnya kemudian mengingatkan hajat-hajatnya sebelum ia membaca zikir tersebut.” Sanad hadis adalah shahih. (Syekh Nawawi, Al-Adzkar, Semarang: Pustaka ‘Alawiyah, hal. 68-69).
Dua perkara dalam hadis tersebut adalah membaca zikir setelah selesai salat fardu dan menjelang tidur. Rasulullah menganggap bahwa amaliah ini adalah sangat mudah dan ringan. Namun hanya sedikit saja yang secara konsisten menjalankannya.
Surga dan neraka keduanya adalah makhluk Allah Swt yang diciptakan sebagai tempat hunian terakhir bagi umat manusia. Tinggal siapa yang akan menjadi penghuni surga, dan siapa yang akan menghuni neraka, adalah hak prerogatif Allah merahmati hamba-hamba-Nya.
Namun demikian manusia diberikan ruang seluas-luasnya untuk berikhtiar, berlomba-lomba meraih surga. Salah satu bentuknya sebagaimana tertulis dalam hadits adalah membaca tasbih (subhânallâh), tahmid (alhamdulillâh), dan takbir (allâhu akbar) masing-masing 10 kali setiap selesai salat fardu. Membaca takbir 34 kali, tasbih 33 kali, dan tahmid 33 kali ketika hendak tidur. Dengan membaca zikir tersebut sebanyak 250 kali, setidaknya telah menabung 2.500 kebaikan dalam sehari semalam.
Kelipatan ini sebagaimana Allah kabarkan dalam Al-Qur’an:
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا (١٦٠)
Artinya: ”Barang siapa berbuat satu kebaikan maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.” (QS Al-An’am[6]: 160).
Kehidupan ini ibarat menabung untuk kehidupan di masa mendatang (akhirat). Setiap hembusan napas, gerakan anggota badan, semuanya dinilai oleh malaikat pencatat amal. Nilai baik akan memberatkan timbangan baik dan nilai jelek akan memberatkan timbangan jelek pula. Manusia hanya pasrah dengan hasil yang diperolehnya kelak.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (٧) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (٨)
Artinya: ”Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. dan Barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun, Apakah akan menerima buku catatan terbaik, yang artinya akan menjadi penghuni surga? Atau justru sebaliknya, jelek buku catatan amalnya dan menerima balasan neraka, na’udzu billah min dzalik.



