Murianews, Kudus – Menengok orang yang sedang sakit merupakan perbuatan baik dan sangat dianjurkan. Bagi orang yang sakit, mendapat kunjungan dari teman, kerabat merupakan penambah semangat untuk pilih dari penyakitnya.
Selain berobat pada ahlinya, seperti dokter, perhatian dari orang lain seolah juga bisa menjadi obat tersendiri bagi mereka yang sakit. Di sisi lain, menjenguk orang sakit akan membuat kita merasa bersyukur atas nikmat kesehatan yang diberikan Allah SWT.
Melansir dari NU Online Jabar, dalam ajaran agama Islam menganjurkan untuk berobat bagi yang sakit, bahkan mendorong agar mencegah atau menghindarkan diri dari segala macam penyakit. Agama juga menganjurkan agar kita menjenguk orang-orang yang sedang menderita sakit, kecuali yang dilarang untuk dijenguk oleh para dokter.
Meskipun menjenguk orang sakit dianjurkan oleh ajaran agama untuk meringankan penderitaan atau mempercepat kesembuhannya, namun pada praktiknya tidak jarang berakibat sebaliknya. Para penjenguk orang sakit yang mengabaikan adab-adab menjenguk orang sakit seringkali justru menambah penderitaan, menyusahkan hati si sakit, dan bahkan memperparah sakitnya.
Oleh sebab itu, tidak setiap orang boleh menjenguk orang sakit dan tidak setiap orang sakit boleh dijenguk. Menurut al-Imam al-Ghazali (450-505 H.), ada beberapa adab menengok orang sakit:
- Tidak berlama-lama di sisinya agar ia tidak merasa bosan.
- Meminimalisir pertanyaan tentang kondisinya, karena banyak bertanya dapat menyusahkan hatinya.
- Menampakkan rasa belas kasihan kepadanya.
- Mendoakan agar ia cepat sehat.
- Menjaga pandangan mata dari apa saja yang tidak patut dilihat dari orang yang sedang sakit.
- Bila duduk di samping orang yang sakit lalu dihidangkan makanan atau minuman, maka tidak perlu menyantap makanan tersebut dan tidak usah meminumnya. (Lihat: Siraj al-Thalibin Syarh al-Syaikh Dahlan al-Kediri 'ala Minhaj al-'Abidin , Jilid I, hal. 247)



