Ramadan 2024
Catat, Ini Amalan bagi Perempuan Haid di Bulan Ramadan
Dani Agus
Jumat, 22 Maret 2024 23:18:00
Murianews, Kudus – Ramadan adalah bulan yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh umat Islam. Pada bulan Ramadan ini, umat Islam mendapat kewajiban untuk melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh.
Bulan suci Ramadan merupakan sebuah momentum penting bagi umat muslim. Pada bulan ini, semua orang berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dan beribadah kepada Allah SWT.
Meski demikian, ada beberapa orang yang tidak bisa melaksanakan ibadah puasa penuh sepanjang bulan Ramadan. Salah satunya adalah perempuan yang sedang mengalami datang bulan atau haid.
Mereka ini nantinya harus mengganti puasanya di hari lain di luar Ramadan. Bagi perempuan haid ini tentu ada rasa sedih karena tidak bisa menjalani puasa penuh di bulan Ramadan.
Meski demikian, masih ada beberapa amalan yang bisa dilakukan perempuan haid di bulan Ramadan. Melansir dari laman NU Online, Jumat (22/3/2024), dalam siklus tiap bulan, perempuan akan mengalami fase haid atau menstruasi.
Tak terkecuali bagi perempuan muslimah. Karenanya, hal tersebut tidak dapat menjadi penghalang bagi perempuan untuk beribadah dan mengisi bulan Ramadan dengan amal saleh. Perempuan muslimah tetap dapat menghidupkan bulan Ramadan dengan amalan ibadah yang tentunya tidak mensyaratkan suci dari haid.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, terdapat peristiwa di mana Sayyidah Aisyah pernah suatu ketika menangis sebab haid menjelang haji. Kemudian Nabi Muhammad saw menghiburnya dan menjelaskan hal itu merupakan siklus yang tidak bisa dihindari bagi perempuan dan tidak perlu ditangisi.
Nabi saw kemudian memerintahkan Sayyidah Aisyah untuk tetap beribadah dengan ibadah yang masih bisa dilakukan:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ القَاسِمِ، قَالَ: سَمِعْتُ القَاسِمَ بْنَ مُحَمَّدٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ عَائِشَةَ تَقُولُ: خَرَجْنَا لَا نَرَى إِلَّا الحَجَّ، فَلَمَّا كُنَّا بِسَرِفَ حِضْتُ، فَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي، قَالَ: مَا لَكِ أَنُفِسْتِ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: إِنَّ هَذَا أَمْرٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ، فَاقْضِي مَا يَقْضِي الحَاجُّ، غَيْرَ أَنْ لَا تَطُوفِي بِالْبَيْتِ
Artinya: ”Menceritakan kepaku Ali bin Abdilah, ia berkata: ”Menceritakan kepadaku Sufyan, ia berkata: ”Aku mendengar Abdurrahman bin Al-Qasim berkata: "Aku mendengar Al-Qasim bin Muhammad berkata: "Aku mendengar Aisyah berkata: ”Kami keluar untuk melaksanakan haji. Ketika kami sampai di daerah Sarifa aku mengalami menstruasi.”
Kemudian Nabi Muhammad saw mendatangiku sedang aku dalam keadaan menangis. Nabi Muhammad berkata: ”Kenapa kamu, apakah kamu haid?” Aku menjawab: “Iya”. Nabi Muhammad kemudian bersabda: ”Itu adalah ketetapan yang telah digariskan oleh Allah kepada perempuan, tunaikanlah apa yang ditunaikan oleh orang yang berhaji selain thawaf.” (HR Al-Bukhari)
Berikut adalah beberapa amalan yang dapat dikerjakan perempuan yang sedang haid pada bulan Ramadan:
1. Bersedekah
Sedekah adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam agama dan tidak memerlukan syarat suci dari haid untuk melakukannya. Keutamaan sedekah telah masyhur dan banyak dalil nash yang menjelaskannya. Salah satunya, orang yang bersedekah disebutkan memiliki kelipatan 700 nilai dari apa yang disedekahkan. Apalagi jika dilakukan di bulan Ramadan.
Terkait keutamaan sedekah, Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 261 berikut:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: ”Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui”. (QS Al-Baqarah: 261).
2. Melakukan Kerja Sosial
Di antara yang bisa dilakukan oleh perempuan haid untuk mengisi bulan Ramadan dengan kebaikan ialah dengan melakukan kerja sosial. Kerja sosial yang dimaksud di sini mencakup menolong siapa saja yang membutuhkan bantuan.
Termasuk di antaranya misal, melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan, membantu menyiapkan berbuka untuk keluarga di rumah atau buka bersama di masjid atau yang lainnya dengan tujuan membantu orang lain.
Allah Ta’ala berfirman:
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ
Artinya: ”Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (QS Al-Maidah: 2).
3. Menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu
Menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu dapat menjadi ibadah yang dilakukan oleh perempuan yang sedang haid. Sebab kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan bernilai baik dan ibadah.
Syekh Abu Laits Nasr bin Muhammad As-Samarqandi, dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin meriwayatkan dari Muadz bin Jabal, ia berkata:
وَعَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ، قَالَ: تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ حَسَنَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمُذَاكَرَتَهُ تَسْبِيحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ وَتَعْلِيمَهُ مَنْ لَا يَعْلَمَهُ صَدَقَةٌ، وَبَذْلَهُ لِأَهْلِهِ قُرْبَةٌ
Artinya: ”Dari Muadz bin Jabal ra berkata: Belajarlah ilmu pengetahuan, sebab sesungguhnya belajar merupakan kebaikan, mencarinya merupakan ibadah, menelaahnya merupakan tasbih, mengkajinya merupakan jihad, mengajarkannya kepada yang belum tahu merupakan sedekah dan menyerahkannya kepada ahlinya merupakan amal yang dapat mendekatkan kepada Allah”. (As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, [Beirut, Dar Ibnu Katsir: 2000], halaman 429).
4. Memberi makan untuk orang yang berbuka puasa
Salah satu amalan yang dapat dilakukan oleh perempuan yang sedang haid ialah memberikan makanan kepada orang yang berbuka puasa. Disebutkan bahwa orang yang memberi makan untuk berbuka puasa mendapatkan pahala sebagaimana orang yang berpuasa.
عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الجُهَنِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Artinya: ”Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani, ia berkata: ”Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang memberi makanan kepada orang untuk berbuka puasa, maka ia mendapatkan pahala sesuai orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun”. (HR At-Tirmidzi).
5. Memperbanyak berzikir
Amalan berikutnya yang dapat dilakukan oleh perempuan yang sedang haid ialah memperbanyak zikir. Membaca zikir seperti tahmid, takbir, hauqalah atau zikir lainnya di setiap saat dengan harapan mendapatkan keberkahan, terutama saat Ramadan yang memiliki lailatul qadar di dalamnya.
6. Memperbanyak membaca doa
Amalan selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perempuan haid ialah memperbanyak membaca doa. Sebab membaca doa bisa dilakukan kapan saja dan siapa saja termasuk bagi perempuan yang sedang haid. Di antara doa yang dianjurkan untuk terus dibaca ialah doa yang masyhur dari riwayat Aisyah untuk menyongsong lailatul qadar.
Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya menyebutkan sebuah riwayat bahwa Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai doa apa yang sebaiknya dibaca saat menemukan lailatul qadar. Kemudian Nabi menjawab:
اللهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ، فَاعْفُ عَنِّي
Artinya: ”Ya Allah, Engkau Maha Pengampun yang menyukai orang yang meminta ampunan, karenanya ampunilah aku”.
Demikian, enam amalan yang dapat dilakukan oleh perempuan yang sedang haid di bulan Ramadan. Amalan di atas hanyalah sekian dari banyaknya amalan yang dapat dilakukan untuk mengisi bulan Ramadan dengan amal salih. Tentunya masih banyak amalan lain yang dapat dilakukan untuk mengisi bulan Ramadan dengan kebaikan. Wallahu a’lam.



