Jumat, 21 November 2025

Dalam Shahih Bukhari, Zaid bin Tsabit meriwayatkan perintah Abu Bakar kepadanya:

”Sesungguhnya kamu adalah pemuda yang berakal (cerdas). Kami tidak meragukanmu, dan kamu dahulu pernah menulis wahyu untuk Rasulullah SAW. Maka lakukan penelitian kembali dan kumpulkan kembali (untuk ditulis dalam satu mushaf).”

Proses panjang tersebut menghasilkan mushaf pertama yang disimpan oleh Abu Bakar, kemudian diwariskan kepada Umar bin Khattab, dan akhirnya disimpan oleh Hafshah, putri Umar.

Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, Zaid kembali ditugaskan untuk menyalin mushaf agar tidak terjadi perbedaan bacaan di berbagai wilayah Islam. Mushaf ini dikenal sebagai Mushaf Utsmani, yang menjadi standar bacaan Al Qur’an hingga kini.

Selain sebagai juru tulis wahyu, Zaid bin Tsabit juga dikenal sebagai ahli fiqih, qadhi, dan perhitungan waris. Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata:

”Barangsiapa yang ingin bertanya tentang Al Qur’an, hendaklah ia datang kepada Zaid bin Tsabit.”

Zaid juga meriwayatkan 92 hadis, lima di antaranya disepakati oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Zaid bin Tsabit wafat pada tahun 660 M dalam usia 49 atau 50 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi umat Islam, terutama karena jasa-jasanya dalam menjaga kemurnian Al Qur’an.

Hingga kini, hasil kerja kerasnya dalam penyusunan Al Qur’an terus diwarisi oleh umat Islam di seluruh dunia.

Komentar

Terpopuler