
Murianews, Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) kembali menerbitkan mushaf dengan terjemahan bahasa daerah. Kali ini yang duluncurkan Kemenag yakni Mushaf Alquran dengan terjemahan bahasa Melayu Ambon.
Dengan demikian, saat ini Kemenag telah menerbitkan 26 mushaf dengan terjemahan bahasa daerah di Indonesia.
Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama Moh Isom mengatakan, ini sebagai upaya untuk memudahkan warga daerah mempelajari Alquran, sekaligus melestarikan bahasa daerah, termasuk Melayu Ambon, sebagai bagian dari kearifan lokal.
”Selain itu, dengan adanya terjemahan ini, diharapkan masyakarat Ambon akan lebih mudah memahami Alquran dan menjadikannya lebih membumi,” katanya dikutip dari Kemenag, Jumat (1/12/2023).
Isom juga menjelaskan alasan Kemenag menerjemah Alquran dalam beragam bahasa daerah. Pertama, bahasa daerah memiliki jumlah penutur yang sangat banyak. Kedua, kondisi bahasa daerah saat ini terancam punah.
”Kita akan lebih mengedepankan penerjemahan Alquran dalam bahasa daerah yang jumlah penuturnya lebih banyak di suatu daerah atau kita terjemahkan ke dalam bahasa yang bahasa itu hampir punah," terang Isom.
Isom juga menyebut, proses penerjemahan melibatkan banyak pihak. Pihaknya bersinergi dengan para akademisi, tokoh agama, tokoh adat, dan lembaga pelestarian bahasa daerah setempat.
Kemenag kini juga siap mencetak mushaf Alquran dalam bahasa isyarat. Ini akan menjadi yang pertama di dunia.
Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, penyusunan mushaf Alquran bahasa isyarat 30 juz itu sudah dalam tahap penyelesaian.
”Alhamdulillah, proses penyusunan mushaf Alquran Isyarat sudah selesai dan akan segera kita cetak. Ini akan menjadi mushaf Al-Qur'an Bahasa Isyarat pertama di Indonesia, bahkan dunia,” katanya.
Kemenag juga telah memiliki mushaf Alquran 30 juz dengan huruf braille. Alquran yang diperuntukkan bagi masyarakat penyandang tuna netra itu dalam tahap penyempurnaan.